"Di awal 2021 saya gabung, hingga enam bulan kemudian saya habis sekitar Rp500 juta," sambungnya.
Maru juga mengakui masuk ke dalam aplikasi Binomo karena tergiur karena para influencer menjanjikan keuntungan yang sangat mudah dan ada strateginya. Mereka membangkitkan strategi dan memberikan tutorialnya.
"Kami tergiur karena melihat mereka (afiliator) dengan mata kepala sendiri berhasil dan hasilnya ada, mereka membeli barang-barang mewah. Tapi dalam enam bulan main dan uang habis, saya melihat tidak satupun trader di Binomo yang berhasil," tuturnya.
Tak sampai disitu, Maru juga mengungkap kejanggalan dalam aplikasi Binomo. Pertama, saldo palsu yang disediakan oleh para broker seolah real dan bisa windraw masuk ke rekening mereka. Dia menyebut hal itu didapat dari kekalahan member.
"Jadi kami semua tidak tau mereka ini menggunakan saldo palsu. Kejahatan broker ini sangat luar biasa karena bukan lagi judi berkedok trading, tapi kejahatan atau penipuan yang dibungkus trading," terangnya.
Kejanggalan kedua, para member sering kehilangan saldo secara tiba-tiba. Ketiga, lanjut dia, bila ada member yang sudah profit besar tidak bisa ditarik dan akunnya langsung diblokir.
"Jadi aplikasi ini kejahatannya sangat luar biasa," ucapnya. ***