Anggaran Penanganan Stunting 2022 Rp25 T, Komunitas AHaD: Perlu Monitoring dan Evaluasi

- 25 Januari 2022, 23:22 WIB
Peringati Hari Gizi, DPC Persagi Kabupaten Tegal Gelar Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas
Peringati Hari Gizi, DPC Persagi Kabupaten Tegal Gelar Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas /dinkes.kab.tegal

Sebab dikatakan dia, melalui hasil monitoring dan evaluasi dari program yang sudah jalan, bisa mendeteksi apakah program yang ada telah cocok penerapannya ditengah masyarakat kota dan masyarakat desa.

"Karena masyarakat desa apalagi yang tinggal di pegunungan atau perbukitan, belum tentu paham bagaimana pencegahan stunting. Seperti penelitian yang pernah saya lakukan di daerah Asmat dan Sumedang, kedua daerah itu berbeda karakteristik budayanya dalam mensosialisasikan peningkatan gizi, jadi perlu menyesuaikan kearifan lokal setempat," tuturnya.

Selain itu untuk mensosialisasikan zero stunting, kata Carmen, Komunitas AHaD mengusulkan sebaiknya sosialisasi dengan memberikan edukasi yang mulai dari remaja perempuan sebagai calon ibu dimasa akan datang.

"Edukasi itu untuk merubah pola pikir dengan mengajak perilaku hidup sehat dengan asupan gizi seimbang, yang notabene dimulai dari kalangan remaja dengan program revolusi milenial menuju zero stunting. Selain program yang telah ada memberikan asupan gizi kepada balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui," tuturnya.

Baca Juga: Vaksinasi Anak Usia Sekolah Telah Diterapkan di 115 Titik di Jawa Timur, Namun Baru Mencapai 32 Persen

Selain itu alumni Doktor bidang kedokteran dan ahli gizi klinik dari Universitas Indonesia itu juga mengusulkan pemerintah daerah membuat aturan dalam sosialisasi dalam pencegahan stunting, misalnya diambil dari turunan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

"Langkah ini penting agar target Presiden Jokowi tercapai, bahkan zero stunting menuju Indonesia emas 2045 teralisasikan. Kemudian, pemerintah perlu memfasilitasi dan membuat regulasi dalam melaksanakan zero stunting sehingga ada kepastian pelaksanaan terukur," ujarnya.

"Misalnya perlu dibuatkan aturan sesuai karakteristik budaya, ekonomi, pendidikan, geografi masyarakat lokal setempat. Misalnya masyarakat yang tinggal diperbukitan, jangan samakan dengan masyarakat kota dalam memberikan edukasi pencegahan stunting tersebut," sambungnya.

Baca Juga: Ajak Buah Hati Ayah Bunda Dapatkan Vaksin: Info Lokasi Jadwal Vaksin Anak Yogyakarta Hari Ini 24 Januari 2022

Karena, dia menilai angka stunting di Indonesia tidak merata, pasalnya setiap daerah berbeda-beda, seperti halnya angka stunting di Kabupaten Sumedang angkanya cukup tinggi, dibandingkan angka stunting di Kota Bogor cukup rendah, belum lagi di daerah lainnya misalnya Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah