Network
BERITA SUBANG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menepis tudingan surat terbuka seorang bernama Iwan Ismail, mantan Satpam KPK yang dipecat gegara memfoto mirip bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di meja pegawai KPK.
Cerita Iwan Ismail itu disampaikan melalui akun Facebooknya Iwan Ismail @kangiwan disaat ramainya pemberitaan pemecatan 57 pegawai KPK yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) di penghujung bulan 30 September 2021 lalu.
Namun KPK responya agak berbeda malah menepis bahwa bendera yang tersebar pada foto tersebut mirip bendera HTI tidak benar, dan bersifat menyesatkan.
"Yang bersangkutan sengaja dan tanpa hak telah menyebarkan informasi tidak benar atau bohong dan menyesatkan ke pihak eksternal," tegas juru bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri seperti dikutip dari PMJNews, Jakarta, Senin 4 Oktober 2021.
Dijelaskan dia sekitar September 2019, bendera yang di foto mantan Satpam tersebut, hanya mirip dengan yang dimiliki HTI, jadi bukan bendera HTI, bahkan KPK telah periksa pegawai yang duduk di meja seperti di foto tersebut.
"Tim langsung melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, bukti, dan keterangan lain yang mendukung," ungkap Ali Fikri.
Ali menegaskan saat pemeriksaan terhadap mantan Satpam KPK bernama Iwan Ismail tersebut oleh tim pemeriksa saat itu masuk dalam kategori sanksi berat seperti diatur dalam Pasal 8 huruf s Perkom Nomor !10 Tahun 2016 tentang Disiplin Pegawai dan penasehat KPK.
"Hal tersebut kemudian menimbulkan kebencian dari masyarakat yang berdampak menurunkan citra dan nama baik KPK," tukasnya.
