BERITA SUBANG -Para dokter senior, perawat, serta manajemen Rumah Sakit PGI Cikini atau yang dikenal sebagai RS Cikini di Jakarta Pusat menentang rencana pengalihan manajemen RS Cikini kepada Primaya Hospital Grup dengan skema Build Operate Transfer (BOT).
Penandatanganan pengalihan RS PGI Cikini kepada Primaya Hospital Grup kabarnya telah dilakukan oleh pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di bawah kepemimpinan Gomar Gultom pada Jumat 25 Juni 2021 secara tertutup.
Menurut satu sumber yang layak dipercaya, penandatanganan itu sedianya akan dilakukan pada Jumat 2 Juli 2021. Namun karena isu pengalihan tersebut semakin memanas, penandatangan pengalihan itu dipercepat.
Baca Juga: PGI Diam-diam Alihkan Kepemilikan RS Cikini ke Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya
Mengutip dokumen yang tersebar ke publik, selama lebih dari 100 tahun, keberadaan RS PGI Cikini adalah untuk mengemban fungsi pelayanan gereja dalam bidang kesehatan.
Pengalihan manajemen RS Cikini ke Primaya Hospital Grup sebagai pengelola rumah sakit swasta, pastinya akan mengubah fungsi pelayanan Gereja dalam bidang kesehatan.
Untuk itu, para dokter dan perawat yang telah puluhan tahun mengabdi untuk membantu pelayan di rumah sakit Cikini membentuk Tim advokasi penyelamat Rumah Sakit PGI Cikini.
Tim advokasi penyelamat Rumah Sakit PGI Cikini yang diketuai Risma Situmorang serta puluhan kuasa hukum diantaranya Hotman Siregar, Susy Tan, Heribertus S Hartojo dan Elia Rahmania akan melakukan upaya hukum agar pengalihan RS Cikini dibatalkan.
Baca Juga: Ketua PGI Gomar Gultom Diminta Klarifikasi Isu Penjualan RS Cikini ke Investor Strategis