Di Balik Gugatan Founder Lumbung Padi Indonesia Fara Luwia Ke Anak Usaha Wilmar Group Asal Singapura

- 20 Juni 2021, 16:12 WIB
Pertemuan PT LPI antara Fara Luwia (Ketiga dari Kiri) dengan (Keempat dari Kiri), Kuok Kun Hong selaku Chairman and CEO of Wilmar International di pabrik LPI  Mojokerto, Jawa Timur, Agustus 2017.
Pertemuan PT LPI antara Fara Luwia (Ketiga dari Kiri) dengan (Keempat dari Kiri), Kuok Kun Hong selaku Chairman and CEO of Wilmar International di pabrik LPI Mojokerto, Jawa Timur, Agustus 2017. /Foto: Humas Fara Luwia PT LPI/

 

BERITA SUBANG - Pahit dan getir itulah dirasakan oleh pengusaha Indonesia dalam berbisnis, adalah Fara Luwia, pengusaha perempuan di bidang pertanian yang kini sedang berjuang untuk melawan anak usaha perusahaan internasional yang bergerak di bidang agribisnis, Wilmar Group di Pengadilan.

Fara Luwia selaku pendiri atau founder Lumbung Padi Indonesia, mengaku memulai usaha pertanian dengan mendirikan PT. Lumbung Padi Indonesia (PT LPI). Awalnya temannya sudah mengingatkan agar tidak menggeluti usaha pertanian karena sangat sulit. Namun Ia tak patah semangat tetap mendirikan perusahaan tersebut.

“Rekan-rekan saya bilang ke saya kalau bangun usaha pertanian apalagi yang modern itu susah, tapi saya yakin Indonesia harus menjadi raja di negerinya sendiri. Ini bukan hanya soal usaha pertanian tapi juga upaya untuk memberdayakan dan membantu petani Indonesia agar semakin maju," terang Fara dalam Keterangannya, Jakarta, Minggu, 19 Juni 2021.

Fara mengaku jika dirinya mempunyai mimpi untuk bangun bisnis di bidang pertanian dan membantu lebih banyak petani, meski awalnya ia fokus di industri properti.

“Awalnya tentu saya membuat perencanaan bisnis pertanian yang akan dijalani, karena saya bermimpi untuk mendirikan pengolahan padi modern yang berstandar internasional," tuturnya.

Baca Juga: Tiga Bank Syariah BUMN Migrasi ke BSI Laba Meroket, Nasabah Ketekan Biaya Transfer

Namun, ia harus mencari lokasi yang tepat untuk pembangunan pabrik dan perusahaan nanti, tentu ada banyak pertimbangan tapi ia melihat jumlah petani yang potensial untuk kita saling kerjasama.
 
"Semua persiapan ini saya lakukan sendiri dengan usaha dan keringat saya,” tuturnya mengisahkan.

Dalam perjalanannya pada tahun 2009 resmilah Badan Usaha atas nama PT LPI itu di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Ia lalu menggandeng Satake Corporation Japan sebagai pemasok utama mesin-mesin dan peralatan di pabrik pengolahan gabah.

Halaman:

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah