Bersamaan pengumuman anugerah IPMA, juga dilakukan pengumuman penganugerahan Inhouse Magazine Awards (InMA), Student Print Media Awards (ISPRIMA) dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA) 2021. Total ada 548 karya peserta yang diterima tim juri.
Baca Juga: Aziz Syamsudin Dukung Langkah Pemerintah Pangkas Jatah Cuti Bersama, Ditengah Masa Pandemi Covid-19
Tantangan berat
Salah seorang anggota tim juri IPMA, Ahmad Djauhar yang juga merupakan Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers Dewan Pers serta Sekretaris Dewan Pertimbangan SPS Pusat, menekankan peran para pegiat media, yakni turut berkontribusi menjaga penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, bermartabat, dan berkualitas.
Juri IPMA dan IYRA, Nina Mutmainnah (Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI) mengapresiasi keberhasilan sejumlah media menampilkan konten yang sangat baik, meski didera banyak tantangan saat ini. Sehingga, menunjukkan bahwa banyak media yang menyelesaikan pekerjaan rumah yang banyak dan cukup berat.
"Banyak media yang menampilkan pesan dengan sangat jelas lewat tampilan, dan itu menggugah orang untuk membaca karena wajah yang begitu menarik," kata Nina. Banyak pula media yang menampilkan sikap dengan sangat jelas lewat editorial, dengan penelusuran argumentasi yang dibangun sangat baik.
Sementara itu, juri Agus Sudibyo (Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers) mengapresiasi daya tahan media massa cetak mengarungi pandemi. Dia menilai lewat karya yang masuk, meski berat, pandemi terbukti tidak mengurangi kualitas pemberitaan.
"Meskipun pers Indonesia sedang menghadapi tantangan yang berat akibat Covid-19 dan berdampak terhadap industri media, tapi sebagaimana tergambar pada berita-berita yang tersaji dalam kompetisi ini, secara umum kualitas pemberitaan masih menjaga ketaatan terhadap kode etik, nilai-nilai publik juga masih tetap dipertahankan," tuturnya.
Selain penganugerahan IPMA, InMA, ISPRIMA, dan IYRA 2021 dilakukan peluncuran buku yang diterbitkan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Berjudul "Kebebasan Pers dan Wajah Industri Pers Pasca Covid-19". Isinya mengenai pandangan dari praktisi media mengenai kondisi media massa, serta masa depan industri pers pascadimulainya pandemi Covid-19.