Tragedi Sriwijaya Air Belum Usai, Sumedang Diterpa Bencana, Danramil Serta Kasi BPBD Meninggal

- 10 Januari 2021, 13:55 WIB
Bencana tanah lonsor di Sumedang , tim sar tengah mengevakuasi.
Bencana tanah lonsor di Sumedang , tim sar tengah mengevakuasi. /InfoBencanaBNPB/

BERITA SUBANG-Belum usai pencarian dari tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, kini terjadi bencana tanah longsor di wilayah Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu, 9 Januari 2021 malam sekitar 19.30 WIB.

Tak pelak tim evakuasi yang tengah bertugas pun menjadi korban, diantaranya Danramil Kecamatan Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang per Minggu, 10 Januari 2021 dini hari mencatat korban luka 18 jiwa dan meninggal dunia 11.

"Dari jumlah meninggal, Danramil dan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang turut menjadi korban. Saat itu mereka berada di lokasi untuk merespon longsoran pertama," Kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya, Jakarta, Minggu, 10 Januari 2021.

Sementara ini, lanjut Raditya, berdasarkan informasi dari BPBD, diperkirakan banyak orang masih tertimbun longsoran susulan itu, yang sebelumnya longsoran pertama terjadi di sekitar kawasan tersebut pada pukul 16.00 waktu setempat yang dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil.

"Longsor susulan terjadi pada saat petugas masih melakukan evakuasi korban di sekitar area longsoran pertama," ujarnya.

Pantauan BPBD setempat korban susulan dari petugas gabungan yang sedang melakukan evakuasi dan warga yang menonton di sekitar lokasi. Sedangkan kerugian material, data sementara mencatat 1 jembatan dan beberapa jalan terputus akibat longsor.

Pusat Pengendalian Operasi BNPB menerima informasi terakhir pada Sabtu, 9 Januari 2021 sekitar pukul 23.30 WIB hujan telah reda.

Hingga tadi malam, tim gabungan masih melakukan proses pencarian dengan menekankan keamanan dan keselamatan tim. Kebutuhan mendesak saat ini yaitu alat berat untuk memindahkan material longsoran.

Intensitas hujan tinggi pada hari Sabtu itu menyebabkan kejadian bencana di beberapa titik wilayah Jawa Barat, seperti di Garut dan kawasan lain di Sumedang.

Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 26 kecamatan teridentifikasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut, sedangkan luas bahaya sekitar 60.872 hektar.

Dilihat dari prakiraan cuaca Info BMKG, pada hari Minggu dan besok, kecamatan Cimanggung masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir. Sedangkan wilayah Provinsi Jawa Barat, terpantau berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

BNPB berharap masyarakat dapat tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang. Persiapan diri sendiri, keluarga dan komunitas sangat dibutuhkan sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari sedini mungkin, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Menyikapi puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengingatkan BPBD Provinsi untuk melakukan upaya peringatan dini dan kesiapsiagaan, khususnya di BPBD kabupaten dan kota.

BNPB menyurati BPBD di 34 provinsi untuk terus berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten dan kota. Peringatan dini dan kesiapsiagaan ini didasari data prakiraan potensi banjir dan longsor pada Januari 2021 dari BMKG, yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR, BIG dan PVMBG.***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah