Saifuddin Ibrahim Ingatkan Tentang Bahaya Radikalisme di Indonesia

20 Maret 2022, 14:58 WIB
Pendeta Saifuddin Ibrahim atau Abraham Ben Moses yang viral di Google dan Twitter lengkap dengan perjalanan hidupnya. /youtube.com/ Saifuddin Ibrahmi

BERITA SUBANG - Nama pendeta Saifuddin Ibrahim bikin geger publik terkait permintaannya kepada Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat di dalam Alquran.

Saifuddin Ibrahim di Kanal YouTube pribadinya Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama, supaya ayat-ayat Alquran yang menghina, menyakiti hingga membunuh orang-orang di luar Islam atau yang dianggap kafir di skip dan tidak diajarkan di pesantren.

Saifuddin Ibrahim mencontohkan banyak terjadi kekacauan di negara-negara seperti Syria, Iran dan Irak dipicu oleh persoalan agama.

“Jutaan orang meninggalkan negerinya dan menjadi pengungsi hanya gara-gara persoalan agama,” kata Saifuddin Ibrahim, Jumat 18 Maret 2022.

Baca Juga: Perjalanan Spiritual Saifuddin Ibrahim

Bahkan, kata Saifuddin Ibrahim mengutip kantor berita Arab, pemerintah Arab Saudi berniat merevisi 2500 ayat Alquran yang berpotensi memicu tindakan radikalisme.

Di Indonesia, kata Saifuddin Ibrahim, lahir sejumlah ustaz intoleran seperti Abdul Somad, Felix Siauw dan Nandar. Mereka  yang sangat luar biasa menghina kekristenan di Indonesia.

Saifuddin Ibrahim juga meminta pemerintah, khususnya Menko Polhukam Mahfud MD untuk menangkap para ustaz radikal yang memicu perpecahan di bangsa ini.

Menurut Saifuddin Ibrahim, sikap intoleran yang ditunjukkan para ustaz ini tidak hanya memicu perpecahan, tetapi juga rasa ketidakadilan terhadap minoritas di Indonesia khususnya orang Kristen.

Baca Juga: Akui Berada di Amerika, Saifuddin Ibrahim Minta Abdul Somad Ditangkap

Padahal, seperti kita ketahui, di tahun 1970-an hingga 1980-an Indonesia hidup kental dengan toleransi beragama yang tinggi.

Bahkan, jauh sebelum merdeka, hidup bangsa Indonesia itu damai. Padahal mereka merupakan penganut kepercayaan seperti Sunda Wiwitan, Madura tua, Jawa kejawen dan Sapto Darmo.

“Kalau Indonesia hidup damai sudahlah, pasti hal itu tidak perlu dipersoalkan,” kata Saifuddin Ibrahim.

 Saifuddin Ibrahim juga menilai UU Nomor 1/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama (PNPS) belum diberlakukan secara adil.

Baca Juga: Saifuddin Ibrahim Sebut Pasal Penistaan Agama Berlaku Diskriminatif

Hingga saat ini, UU tersebut hanya menyasar pada kelompok minoritas. Sementara bicara tentang penistaan agama justru banyak dilakukan kelompok Muslim seperti Abdul Somad dan Felix Siaw .

“Hal ini membuktikan bahwa pengadilan Indonesia tidak adil,” kata Saifuddin Ibrahim.

Saifuddin Ibrahim mencontohkan, saat Yahya Waloni menistakan agama Kristen, yang bersangkutan hanya dituntut 7 bulan dan di vonis 5 bulan.

Lain hal ketika Muhammad Kace dianggap menyampaikan konten yang dinilai menistakan agama Islam, yang bersangkutan di dituntut 10 tahun penjara.

“Padahal yang disampaikan Muhammad Kace untuk menanggapi pernyataan Abdul Somad tentang  di salib ada jin. Pernyataan Somad  sendiritermasuk bentuk penghinaan kepada agama Kristen,” kata  Saifuddin Ibrahim.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler