Cek Fakta Kabar Gelombang Panas di Indonesia, Bagaimana Menurut BMKG!

18 Oktober 2021, 19:29 WIB
Beredar pesan berantai yang menginformasikan gelombang panas sedang melanda Indonesia di penghujung tahun 2021. /BMKG

BERITA SUBANG - Belum lama ini beredar kabar berantai tentang gelombang panas yang akan menerjang Indonesia. Kabar tersebut ternyata hoax dan tidak jelas sumbernya.

Dalam kabar tersebut, disebutkan bahwa kita harus banyak minum dan menghindari minum es. Berikut ini isi selengkapnya!!

"Buat saudara ku yang baik
Siapkan diri menghadapi
*Gelombang Panas*

Banyak Minum yaaa

*Hindari minum ES*

Minum seteguk demi seteguk jangan langsung

Bisa sampai 40-50 derajat.
Silahkan kondisikan tubuh.

AWAS..!!!!!*
GELOMBANG PANAS
KINI MELANDA NEGARA KITA
--------------------------------
Indonesia, Malaysia dan bbrp negara lain. saat ini sedang mengalami gelombang panas.

Apa tips yang harus dilakukan dan dihindari simak ya.

Harap perhatikan hal hal berikut ini:

1. Seorang teman dokter datang ke saya mengatakan, cuaca sangat panas.
Di siang hari, bisa mencapai 40C.

Baca Juga: Sejumlah Daerah di Indonesia Berpotensi Banjir, BMKG Catat Papua Masuk Kategori Menengah

Katanya:
”Pada 40 derajat, jangan Anda langsung minum air es!. Pembuluh darah mikro bisa meledak. Seorang temannya, dari terkena terik* *matahari masuk ke rumah, mencuci kaki dengan air dingin. Pandangan mata jadi kabur, dia pun pingsan.

2. Suhu di beberapa tempat telah mncapai 38C atau lebih.
Dlm kondisi ini, jaga suhu tubuh agar lebih tinggi.
Bahaya ini tak hanya dari minum air es/dingin. Bahaya ini dapat terjadi bahkan sekedar mencuci tangan/muka/ kaki.
Anda tidak boleh menyiram/menyeka bagian tubuh yg panas terkena sengatan terik, dengan air dingin.

Anda membutuhkan sekitar 30 menit untuk membuat tubuh menjadi dingin sesuai suhu dalam ruangan.
Minumlah air hangat suam, 34-36 Celcius.

3. Seorang dokter di rumah sakit, memeriksa seorang pria yang sangat sehat. 3 tahun kemudian, dokter tsb bertemu pria itu lagi dalam kondisi stroke.
Pria itu pun bercerita:

"Beberapa waktu lalu, hari amat panas. Setelah kembali ke rumah, agar cepat dingin, saya segera mandi air dingin. Lalu, saya tidak dapat menggerakkan rahang dengan benar. Segera saya panggil ambulans untuk membawaku ke rumah sakit.."

Baca Juga: Daftar Daerah dengan Status Siaga Banjir Bandang dari BMKG, Masyarakat Diimbau untuk Teta Waspada

Ingat, terutama di hari yang panas, hindari air dingin karena akan menyebabkan kontraksi pembuluh darah yang cepat.

Yang di rumah ada anak kecil, harus memberi tahu pembantu dan seisi rumah tentang hal ini.

Akhir-akhir ini cuaca panas di atas normal. Walau mungkin kita rasa nyaman bila minum dingin.., namun, itu sangat berbahaya!

Hindari meneguk langsung minuman. Minumlah sedikit-demi sedikit, dengan perlahan.

Tebarkan pesan ini ke keluarga-kerabat sekitar.
*Ini bisa menyelamatkan nyawa!*

Mudjib Arek soeroboyo ????????????????????"

Demikian tulis kabar berantai tersebut.

Menanggapi beredarnya berita itu, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan klarifikasi.

Baca Juga: Cianjur Diguncang Gempa Bumi, Ini Penjelasan BMKG

Berikut ini klarifikasi selengkapnya!!
SIARAN PERS

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi pesan berantai yang beredar diberbagai platform media sosial, dan whatsapp bahwa GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA INDONESIA. Disebutkan bahwa kini cuaca sangat panas, suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat celcius, dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin. Berita yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (hoax), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas.

Gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.

Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Baca Juga: Banten Diguncang Dua Kali Gempa, BMKG Minta Warga Waspadai Gempa Susulan

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu > 36 °C terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.

Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, Medan yaitu 37,0 °C. Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan Oktober.

Baca Juga: Waspada, BMKG Perkirakan Cuaca Ekstrem Landa Bogor Hari Ini

Setidaknya suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal:

Pada bulan Oktober, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September/Oktober dan Februari/Maret, sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.

Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis KOMPASU di Laut Cina Selatan bagian Utara yang menarik masa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan serta menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah - berawan dalam beberapa hari terakhir.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca dan iklim 24 jam, yaitu melalui:

https://www.bmkg.go.id;
follow media sosial @infoBMKG;
aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Jakarta, 15 Oktober 2021

Plt. Deputi Bidang Klimatologi
Urip Haryoko

Nah, itu tadi isih klarifikasi terlengkap dari Plt Debuti Bidang Klimatologi, Urip Haryoko lewat keterangan resminya di laman BMKG.

Sementara kondisi cuaca saat ini diperkirakan terjadi hujan lebat, angin kencang disertai petir menggelegar di sejumlah daerah.

Tercatat sejumlah daerah di 26 provinsi berpotensi terjadinya cuaca tersebut. ***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler