Ketua PB IDI Mengaku Tidak Semua dokter Bisa dan Berani Tangangi Pasien Covid-19

28 Mei 2021, 15:39 WIB
Ketua PB IDI dr Daeng M Faqih terus memberikan semangat kepada para dokter agar tidak takut berlebih, dan siap siaga menangani potensi terjadinya lonjakan pasien Covid-19. /dok, istimewa/

BERITA SUBANG - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih meminta seluruh dokter agar siaga hingga akhir Juli 2021 menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.

 

Hal itu disampaikan dr Daeng M Faqih dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR RI di gedung parlemen DPR RI Jakarta, Kamis 27 Mei 2021.

"Kami himbau seluruh dokter di Indonesia siap siaga sampai akhir Juli 2021," kata dr Daeng M Faqih.

Menurutnya, tidak semua dokter bisa mengangani Covid-19. Bahkan tidak semua dokter memiliki keberanian menangani pasien Covid-19.

Kenyataan dokter takut mengangani pasien Covid-19 membuat PB IDI terus memberikan semangat kepada para dokter agar memiliki pengetahuan lengkap sehingga memiliki keberanian mengangani pasien Covid-19.

Oleh karena itu PB IDI mengeluarkan kebijakan memberikan pelatihan kepada dokter seluruh Indonesia agar dapat menangani pasien Covid-19.

Ia mengingatkan kesiagaan para dokter bahwa tenaga mereka sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi dan mengatasi potensi terjadinya lonjakan penderita Covid-19.

Namun demikian Daeng berharap potensi tersebut tidak terjadi.

"Kami berdoa agar lonjakan tidak sampai seperti di bulan Januari 2021," harapnya.

Himbauan itu juga disampaikan Daeng kepada sekitar 200 ribu dokter yang tergabung dalam Forum Gerakan Dokter Nusantara agar seluruhnya mengerahkan daya dan upaya untuk menangani Covid-19 saat muncul lonjakan.

"Kami tidak hanya mengandalkan dokter spesialis tertentu yang jumlahnya terbatas seperti spesialis paru, anastesi dan lainnya. Sebab kalau terjadi lonjakan, mereka tidak akan mampu," tegasnya

Untuk itu PB IDI telah mengeluarkan kebijakan agar seluruh dokter di Indonesia bisa menangani kasus Covid-19 melalui pelatihan.

"Tentunya tidak semua dokter bisa tangani Covid-19 secara spesifik, seperti memasang alat inkubasi, ventilator masih pada kompetensi dokter tertentu yang secara teknis menguasai," tegasnya

Daeng mengungkapkan bahwa saat ini tidak semua dokter memiliki keberanian menangani pasien Covid-19.

Baca Juga: IDI Catat 504 Tenaga Medis Meninggal Dampak Covid-19, Tertinggi ke-5 Dunia

Contoh kasus, kata dia, saat terjadi krisis tenaga medis di Surabaya, sebab secara khusus dokter di Jawa Timur pada saat itu mengalami ketakutan yang luar biasa.

"Saya koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 hingga akhirnya kami mengambil keputusan dari pusat memberikan 25 orang dokter. Akan kami terus sediakan untuk 'backup' Satgas Penanganan Covid-19," katanya.

Daeng juga menambahkan, pada saat terjadi lonjakan kasus yang berlangsung Februari 2021, ada 59 kasus berat fase tiga yang dialami dokter saat terpapar Covid-19.

"Biasanya 80 persen pasien kasus berat fase tiga kalau tanpa penanganan khusus bisa meninggal. Tapi dari 59 kasus itu, 50 orang dokter berhasil diselamatkan," ujarnya.

Lebih lanjut Daeng menjelaskan bahwa dokter juga manusia yang tentunya memiliki rasa takut. 

"Dokter banyak juga yang takut," ungkapnya, sehingga PB IDI terus memberikan semangat agar dokter dan nakes tidak perlu takut yang berlebihan

"Kami yakinkan dokter tidak sendiri, ada bidang khusus di Satgas yang memberikan perlindungan," terang dr Daeng M Faqih.***

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler