Gus Miftah : Indonesia Rumah Besar dengan Enam Kamar Keagamaan

7 Mei 2021, 08:56 WIB
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah memberikan respons mengejutkan soal penomena warung makan yang buka di saat bulan Ramadhan kerap di razia hingga dibubarkan /Instagram/@gusmiftah/

BERITA SUBANG - Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah memberikan tausiah di hadapan para sekjen parpol koalisi pendukung Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin, di kantor pusat PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis 6 Mei 2021.

Dalam tausiahnya, Gus Miftah mengingatkan tentang adanya empat karakter warga negara Indonesia dalam beragama dan berbangsa.

Pertama adalah orang yang ketika beragama berakidahkan ahlus sunnah wal jamaah, dan dalam berbangsa serta bernegara dengan berideologikan Pancasila.

Baca Juga: Ini Pesan Satgas Covid-19 Terkait shalat Idul Fitri

"Ini adalah orang yang paling ideal untuk tinggal di Indonesia. Yang beragama Islam," kata Gus Miftah.

Kedua, orang yang secara agama berakidah ahlul sunnah wal jamaah, namun ideologi negaranya adalah khilafah.

"Ini adalah orang-orang yang sangat menipu. Kenapa? Akidahnya sama dengan kita, tetapi ideologi berbangsanya adalah khilafah dan ini sangat berbahaya," kata Gus Miftah.

Ketiga, adalah di dalam beragama bukan ahlus sunnah wal jamaah, namun masih memiliki ideologi Pancasila dalam bernegara.

Baca Juga: Puan Maharani Minta TNI-Polri Tangkap Kelompok Kriminal Bersenjata

Keempat, adalah yang beragama tak berakidah ahlus sunnah wal jamaah, dan dalam bernegara memiliki ideologi khilafah.

Gus Miftah mengingatkan, ada misi yang harus dikerjakan oleh orang Indonesia yakni menjaga keberlangsungan ahlus sunnah wal jamaah, dan menjaga kelangsungan NKRI yang berideologikan Pancasila.

Baginya, Indonesia adalah rumah besar dengan enam kamar keagamaan. Jika Pancasila dipahami dan diyakini dengan baik.

Gus Miftah mengatakan, setiap orang akan kembali ke kamarnya masing-masing.

"Yang masalah kalau kita justru masuk ke kamar orang lain, tidur dan bahkan ngompol di sana. Maka masyarakat harus pahami Pancasila, apapun agamanya," kata dia.

Baca Juga: Update Terkini Kebakaran di Desa Gembor, Pagaden, Subang, Kebakaran Terjadi 45 Menit Kerugian Ratusan Juta

Gus Miftah juga memberi nasihat bahwa pemeluk agama harus menyatakan ajaran agamanya masing-masing adalah benar. Tapi tak boleh menyalahkan agama orang lain.

"Menurut saya semua agama benar bagi penganutnya. Sebagai pemeluk agama A, kita harus mengatakan agama kita benar tanpa harus menyalahkan agama lain," tegas dia.

Kepada masyarakat, Gus Miftah juga mengajak agar ikut pendapat ahli. Namun tak ikut-ikutan dengan orang yang sok ahli. Apalagi saat ini, media sosial sangat 'berkuasa'.

"Postinglah yang penting, jangan yang penting posting. Karena kita sering begitu," ujarnya.***

 

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler