Pengamat : Stres di Massa Pandemi Dorong Meningkatnya Pengguna Narkoba

5 Desember 2020, 22:58 WIB
Reza Artamevia saat akan mengikuti rilis kasus pengungkapan tindak pidana narkotika di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu 6 September 2020 /M Risyal Hidayat/Antara Foto

BERITA SUBANG - Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengingatkan bahaya peredaran gelap narkotika masih nyata terjadi di masyarakat dan menyasar semua kalangan.

"Menurut hemat saya, kasus pengguna narkoba yang terus meningkat mengingatkan kita semua bahwa bahaya itu mengincar kita semua " kata Devie di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2020 seperti dilansir Antara.

Menurut Devie, maraknya selebritas terjerat narkoba untuk yang kedua kalinya bukan hal biasa.Masyarakat perlu menyadari bahwa narkoba tidak hanya menyasar kalangan artis, tapi semua kalangan, baik itu masyarakat umum, bahkan akademisi.

"Penelitian BNN menyebutkan bahwa pengguna narkoba itu tidak dimonopoli oleh profesi tertentu, artinya bukan hanya pekerja seni saja, tapi semua, yang paling besar itu angka pengguna adalah usia produktif," kata dia.

Devie menyebutkan, para pengedar narkoba menyasar usia produktif sebagai pengguna narkoba karena memiliki uang, sehingga memiliki kemampuan untuk membeli.

Baca Juga: Kembali Terjerat Kasus Hukum, Iyut Bing Slamet Kemungkinan Direhabilitasi

Narkoba, lanjut dia, adalah bisnis gelap yang akan mengincar orang-orang yang memiliki kemampuan membeli, dan itu bisa siapa saja, bukan hanya artis."Itu satu catatan, artinya bukan karena keartisan saja," katanya.

Dosen Vokasi Universitas Indonesia ini menyebutkan, narkoba secara umum memiliki dua efek yakni sebagai stimulan untuk meningkatkan stamina dan sebagai depresan untuk membuat pemakai rileks.

Pada masa pandemi ini, lanjut Devie, banyak orang yang stres karena pekerjaan dan kondisi perekonomian, sehingga mendorong penggunaan narkoba tergantung dengan motifnya, apakah untuk stimulan atau depresan.

"Kalau orang sangat ingin bekerja keras, ingin tetap terjaga, maka pilihannya adalah pada stimulan, tapi kalau dia ada masalah ingin melupakan dia kemungkinan besar akan memilih depresan," kata Devie.

Baca Juga: Puan Ingatkan Pemerintah Perlu Bertindak Cepat untuk Hentikan kamuflase Politik Benny Wenda

Devie mengingatkan, di era modern saat ini masyarakat harus lebih hati-hati karena pengedar narkoba melakukan profiling pembelinya lewat media sosial.

Karena kata dia, sangat mudah menemukan orang-orang stres lewat postingan di media sosialnya. Terlebih di masa pandemi saat ini.

"Ditambah lagi sekarang ada pandemi, kita bisa pahami semua orang dalam keadaan stres, akan mendorong orang mencari jalan keluar, sayangnya sebagian masyarakat kita sebagian kecil

Baru-baru ini jagat hiburan kembali digegerkan dengan penangkapan artis senior Iyut Bing Slamet (IBS) untuk yang kedua kalinya.

Adik dari Adi Bing Slamet itu sebelumnya pernah ditangkap terkait penyalahgunaan narkotika jenis sabu pada tahun 2011.

Baca Juga: Wakil Ketua DPD RI Mahyudin dan Istri Alami Kecelakaan Tragis, Mobil Sampai Ringsek

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, mantan penyanyi cilik tersebut telah mengonsumsi narkoba jenis sabu sejak tahun 2004 secara putus nyambung atau dikenal sebagai pengguna rekreasional.

Dari penelusuran secara digital, tidak hanya Iyut yang dua kali tersandung narkoba. Ada nama-nama artis lain seperti Tio Pakusadewo yang ditangkan April 2020 untuk yang kedua kalinya. Ada juga Reza Artamevia, Jenifer Dunn, Roy Martin, Fariz RM, Ibra Azhari dan masih banyak lainnya.***

 

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler