Bolehkah Menyampaikan Bacaan Hadiah Kepada Wali dan Leluhur? Ini Penjelasan Abuya KH M Muhyiddin

- 5 April 2022, 21:28 WIB
Abuya KH M Muhyiddin: Seringlah berhadiah kepada wali dan leluhur
Abuya KH M Muhyiddin: Seringlah berhadiah kepada wali dan leluhur /Fb Kutipan Kalam Abuya/

BERITA SUBANG - Adab baik seorang manusia kepada orang tua dan leluhur termasuk kepada sosok mulia seorang guru menjadi keutamaan dalam bersikap untuk menggapai rido Allah SWT.

Apakah berhadiah kepada guru wali merupakan perbuatan baik dan terhormat?

Allah SWT maha memperhitungkan segala balasan adab kebaikan. Laku penghormatan akan berbalas penghormatan yang berlipat.

Pimpinan Pondok Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy Syifaa Wal Mahmudiyyah, Pamulihan, Sumedang, Abuya KH M Muhyiddin Abdul Qodir Al Manafi, MA., menyampaikan janji Allah SWT bahwa kehormatan akan berbalas kehormatan.

Karomah seorang wali tidak akan pernah padam. Berbuat kebaikan menghormati guru wali menjadi salah satu adab baik yang istimewa.

Baca Juga: Pahala Keutamaan Salat Tarawih, Pada 10 Hari Pertama Puasa Ramadan

"Puncak kebahagiaan bagi kita manakala memiliki seorang guru wali," buka Abuya KH. M Muhyiddin dalam satu ceramah (berbahasa Sunda) yang diunggah akun Fb Kutipan Kalam Abuya, Senin 4 April 2022.

Mempunyai guru wali merupakan puncak kebahagiaan, karena ilmu kita tidak akan dapat menandingi amal solehnya.

Namun dari satu ucapan doa guru wali mampu memasukkan kita ke dalam surga Allah SWT.

Satu ucapan doa guru wali mampu menghindarkan kita dari siksa neraka.

Karomah (anugerah kesitimewaan) seorang guru wali tidak akan pernah padam.

Baca Juga: ITB Perkenalkan Sabun Pencuci Najis Natura

Menurut Abuya KH. M Muhyiddin, seorang wali disebut sebagai ahlul wafa, artinya orang yang memenuhi janji sebagai umat yang tunduk kepada segala perintah Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa, ayat 86:

وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا

Arab-Latin: Wa iżā ḥuyyītum bitaḥiyyatin fa ḥayyụ bi`aḥsana min-hā au ruddụhā, innallāha kāna 'alā kulli syai`in ḥasībā

Artinya: "Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu".

Baca Juga: Siarkan Adzan Magrib Terlalu Awal, Penyiar Radio Ini Minta Maaf

Kalau kita diberi ruruba atau kehormatan, diberi kebaikan oleh orang lain, kalian harus bisa membalas dengan lebih baik, kalau tidak bisa, balaslah dengan hal setimpal.

Nilai kebaikan dari satu bacaan Al Fatihah atau shalawat kepada guru wali, menjadi suatu nilai kehormatan yang insyaallah akan mendapat ganjaran berkali-lipat.

Jadi, yang harus kita lalukan adalah berseringlah memberikan hadiah (menyampaikan bacaan Al Fatihah, shalawat) kepada para guru wali dan leluhur kita.

"Kita harus sering hadiah kepada para wali terutama kepada leluluhur kita," imbuh Abuya KH. M Muhyiddin. ***

 

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah