Barangsiapa bangun/mendirikan sholat malam di Bulan Ramadhan karena iman dan ihtisab (mengharap pahala kepada Alloh), akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR Imam Muslim no. 759)
Dijelaskan hadits Amru bin Murroh Al-Juhany rodhiyallohu ‘anhu:
“Salah seorang laki-laki dari Qudho’ah mendatangi Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya : “Wahai Rosululloh, apa pendapat anda bila aku telah bersyahadat laa ilaaha illalloh (tidak ada Ilah/sesembahan yang haq kecuali Allah), dan (bersaksi pula bahwa) anda itu adalah Rosululloh (utusan Allah), dan aku juga melakukan sholat lima waktu, aku berpuasa pada Bulan Ramadhan, dan aku juga bangun (sholat lail) di Bulan Ramadhan itu, serta aku menunaikan zakat?”
Maka Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mati di atas perkara ini (semua), maka dia termasuk golongan para Shiddiqin (orang-orang yang jujur/benar imannya) dan golongan para Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid).”
(HR Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (3/340) no. 2262 dan Ibnu Hibban dalam Shohih-nya, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Shohih At-Targib wat Tarhib (1/419) no. 993)
Hadits diriwayatkan Abu Dzar rodhiyallohu anhu menuturkan:
“Kami berpuasa Romadhon bersama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau tidak shalat (tarawih) sedikitpun bersama kami dari bulan itu hingga (Ramadhan) tersisa 7 hari (malam ke-23 Ramadhan)."