Tes percobaan tersebut akan melibatkan balon yang diterbangkan sekitar 20 km di atas kota Kiruna di Arktik di Swedia. Gondola balon akan dikemas dengan 600 kg peralatan ilmiah.
Sementara dari laman bigthink.com pada saat itu, sejumlah kecil (hingga 2 kg) kalsium karbonat non-toksik akan dilepaskan ke atmosfer. Tujuannya adalah untuk melihat apakah partikel-partikel dari kapur tersebut dapat memantulkan sinar matahari dan dengan demikian mengurangi efek berbahaya dari Matahari.
Jika tes ini berhasil, tes ini dapat dilakukan lagi pada musim gugur 2021 atau musim semi 2022.
BACA Juga: Hyundai dan Amazon Masuk Daftar Investor Berkomitmen Investasi Rp 380 Triliun di Jabar
Pendekatan ini berpotensi mengurangi pemanasan global dan mendinginkan planet kita, tetapi telah menimbulkan kekhawatiran rekayasa-geo di kalangan pecinta lingkungan.
Menurut Forbes, penentang ilmiah dari proyek ini percaya bahwa geoengineering matahari dapat membawa risiko yang tidak dapat dihindari dan perubahan ekstrim dalam pola cuaca yang tidak berbeda dengan tren pemanasan saat ini.
Mereka juga menjelaskan bahwa pemerhati lingkungan takut bahwa perubahan "dramatis" dalam strategi mitigasi akan menjadi "lampu hijau" bagi gas rumah kaca untuk terus dilepaskan tanpa variasi dalam pola konsumsi saat ini.***