Mengenal Crowde, Platform P2P Lending untuk Permodalan Petani, yang Bekerja Sama dengan UNCDF

20 Agustus 2021, 00:29 WIB
Ilustrasi petani perempuan, dapatkah mereka menjadi agropreneur yang tangguh? /Dok. Crowde/

BERITA SUBANG - Didirikan pada September 2015, Crowde, sebuah platform yang mengklaim sebagai P2P (Peer-to-Peer) Lending untuk permodalan petani, kini telah berhasil menjalin kerjasama dengan United Nations Capital Development Fund (UNCDF) untuk menyalurkan permodalan bagi kaum perempuan yang menjalankan usaha pertanian. 

Dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan ke email redaksi BeritaSubang.Com Kamis 19 Agustus 2021, Crowde mengatakan kerja sama dengan UNCDF merupakan bagian dari program Women Enterprise Recovery Fund.

Dalam penjelasannya, Crowde mengatakan perusahaan mereka terpilih menjadi mitra UNCDF untuk menjalankan program WERF untuk dapat membuka peluang bagi para perempuan Indonesia yang terlibat dalam usaha di sektor pertanian, baik on-farm maupun off-farm. 

Crowde mengutip sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), yang menyebutkan di masa pandemi ini, sekitar150 juta orang kini telah terdorong ke dalam kemiskinan di tahun 2021.

Crowde mengatakan di Indonesia, sebenarnya, banyak UMKM yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh wanita.

Perusahaan P2P Lending di sektor pertanian tersebut mengutip data Bank Indonesia, yang menunjukkan setidaknya ada 57,83 juta UMKM di Indonesia, yang lebih dari 60 persen dari angka itu ternyata dikelola oleh perempuan.

Di lain pihak, akses ke pinjaman ke bank, misalnya, untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha masih menjadi kendala utama saat ini, menyebabkan banyak usaha yang hanya berjalan di tempat atau bahkan mengalami gulung tikar ketika dihantam badai krisis akibat pandemi.

Terlebih, banyak juga bisnis yang banyak beralih ke online di masa pandemi, yang menjadi tantangan tersendiri bagi para perempuan tani yang masih berjuang dengan upaya digitalisasi.  

"Kita semua telah melalui masa pandemi dari tahun lalu. Sekarang kita perlu memastikan bahwa semua UMKM, terutama yang dipimpin dan milik perempuan bisa ikut terlibat dalam ekonomi digital agar lebih tahan terhadap situasi pandemi," ungkap Maria Perdomo, Manajer Regional Asia UNCDF, seperti dikutip Crowde.

"Melalui program WERF, kami ingin mendukung perusahaan terpilih untuk memberi solusi inovatif kepada usaha (UMKM) milik perempuan yang terkena dampak pandemi sehingga tidak ada pihak yang tertinggal."

UNCDF, yang juga melibatkan ESCAP (The Economic and Social Commission for Asia and the Pacific) disebut membawa misi untuk mengkatalisis perubahan lewat program kewirausahaan perempuan yang dibentuk oleh Crowde.

"Kami merancang dan menggelar sebuah inkubasi untuk kelompok wanita tani dengan memberi pelatihan, pendampingan budidaya, memberi akses pasar, hingga asuransi usaha tani. Selain itu, juga menyasar digitalisasi UMKM women enterprise di bidang pengolahan pangan dengan memberi solusi pemasaran digital yang inovatif," demikian tulis Crowde dalam siaran persnya.

Program inkubasi ini akan mulai berjalan pada September 2021, dan Crowde berharap pembentukan inkubasi dapat menciptakan agropreneur perempuan yang siap memulai serta mengembangkan usahanya secara mandiri.

"Peran perempuan di sektor pertanian amatlah penting. Dengan kondisi saat ini, Crowde berupaya untuk melatih optimisme mereka lewat menanam dan menggarap usaha tani bersama pengusaha wanita tani lainnya, karena menanam berarti memberikan harapan untuk masa depan”, kata Afifa Urfani, Head of Impact & Partnership Crowde.

Afifa mengatakan bahwa program ini menggelontorkan ratusan juta rupiah untuk dapat membantu petani perempuan jatuh ke jurang kemiskinan.

Crowde mengatakan program WERF juga mendapat dukungan dari FMO: Dutch Entrepreneurial Development Bank (FMO), Pemerintah Kanada, dan Visa Inc. Dukungan dari lembaga dan pemerintahan asing tersebut diperuntukkan kepada para petani perempuan di provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Bali.

Disebutkan bahwa perempuan yang memiliki usaha budidaya pertanian atau UMKM yang memproduksi produk jadi pangan, dapat ikut serta dalam program ini. Bagaimana caranya? Kirimkan proposal usaha pertanian ke mitra@crowde.co.

Mengutip dari situs resmi Crowde, platform ini telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sejak 12 April 2018 dengan Nomor Terdaftar: S-270/NB.213/2018. Perusahaan ini mencantumkan alamat di Jl. Tebet Raya Nomor 34 Blok A Persil Nomor 4, Jakarta Selatan 12820, DKI Jakarta, Indonesia.

Model bisnis perusahaan yang mengklaim sebagai platform yang mendukung petani lewat permodalan pertanian dan inovasi teknologi ini mirip dengan platform investasi atau crowd funding, yang juga mencari mitra untuk permodalan.

Crowde mengklaim memahami perihal penilaian pada proyek pertanian, termasuk pengelolaan resikonya, sehingga dapat menghubungkan pemodal dan petani. Selain menjadi connector, Crowde juga mengatakan bermaksud mengintegrasikan seluruh ekosistem pertanian dari supplier ke pembeli melalui teknologi.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Tags

Terkini

Terpopuler