BERITA SUBANG - Berikut berita foto kebakaran Pasar Inpres Pamanukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran hebat melanda pasar dan meludeskan kios dan barang para pedagang dengan perkiraan kerugian mencapai miliaran.
Polisi tengah mengidentifikasi penyebab kebakaran dan telah menanyai para saksi.
Baca Juga: Pasar Inpres Pamanukan di Subang Ludes Terbakar, Total Kerugian Diperkirakan Rp 4,5 Miliar
Berikut foto-foto terkait kebakaran tersebut:
Baca Juga: Polisi Identifikasi Penyebab Terbakarnya Pasar Inpres Pamanukan, Sejumlah Saksi Dimintai Keterangan
Penyebab kebakaran diduga korsleting arus listrik. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sabtu sore menjelang malam, puing-puing dan reruntuhan pasar Inpres Pamanukan masih ramai ditonton warga sekitar dan warga yang melintas.
Baca Juga: Sekda Subang Ditahan Kejari, Dititipkan ke Lapas Kelas IIA Subang, Terkait Dugaan SPPD Fiktif 2017
Yang terbakar adalah Pasar Inpres Pamanukan Blok A, di Dusun Budisari, Desa Pamanukan, Subang.
Begini kronologis dari keterangan polisi seperti disampaikan Kapolsek Pamanukan Kompol Dadang Cahyadiawan:
"Sekitar pukul 03.00 WIB , ketika saksi No. 1 dan 3 akan membuka toko di Blok Sayur Pasar Inpres Pamanukan, melihat ada kepulan asap di Kios Anggia Plastik, diduga sumber api dari konsleting listrik/arus pendek di toko tersebut."
"Kemudian saksi No. 1 langsung menghubungi Damkar Pamanukan.
Pada saat Damkar datang ke lokasi kejadian api sudah membesar dan sudah merembet ke kios lainnya."
"Api baru berhasil dilokalisir sekira pukul 06.00 Wib oleh empat unit Kendaraan Damkar Subang."
Saksi 1 dan 3 adalah buruh yang bekerja di Pasar Inpres Pamanukan. Ada satu saksi lagi yang merupakan penjaga keamanan pasar yang sudah ditanyai polisi.
Baca Juga: Dugaan SPPD Fiktif, Sekda Subang Ditahan Kejari , Berikut Kerugian Negara dan Modusnya
Menurut keterangan polisi, tidak ada korban jiwa pada peristiwa kebakaran tersebut, meskipun menghanguskan 115 kios di Pasar Inpres Pamanukan.
Kerugian materi hingga saat ini terus didalami oleh pihak terkait.
***