Network
BERITA SUBANG - Wak Euceu, seorang penyandang tunawisma dan tunanetra, di usia senjanya yang mendekati angka 60 tahun, ternyata masih bersemangat menyambung hidup menggunakan tenaga yang tersisa.
Ia diketahui bekerja serabutan membantu tetangga di lingkungannya, sebuah kawasan perbukitan di Kampung Ciginting, RT/RW 01/01 Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang - Jawa Barat.
Wak Euceu tidak punya rumah layak huni seperti orang kebanyakan.
Sekedar gubuk reyot pun, tempat berlindung dari derasnya hujan, dinginnya hawa pegunungan di Ciater, serta teriknya panas matahari, Wa Euceu tidak punya.
Selama lima tahun terakhir Wak Eceu yang memiliki nama asli Tasmi, hidup menumpang di rumah satu tetangga kemudian berpindah ke rumah satu tetangga lainnya yang rela menampung dirinya.
Kehidupan sederhana Wak Euceu, sepeninggal suaminya beberapa tahun lalu, semakin memprihatikan.
Ia harus menerima dengan lapang dada kenyataan anak semata wayangnya mengalami gangguan kejiwaan.
Hal itu menambah sulitnya kehidupan Wak Euceu.
Satu-satunya rumah yang pernah ia miliki telah lama terjual untuk biaya berobat anaknya yang hingga kini belum kunjung sembuh.
Kondisi tersebut membuat warga setempat empati untuk membantunya.
Ketua RT, RW, dan kepala dusun setempat bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Palasari, mencari solusi untuk wanita malang ini.
Mereka menghadap Kades Palasari A. Deden Sudrajat mengajukan permohonan bantuan pengadaan rumah untuk Wak Euceu.
Tak dinyana, permohonan bantuan tersebut disetujui Kades, meskipun harus melalui jalan berliku.
Kades harus menggelar Musyarawah Desa untuk melakukan perubahan anggaran Dana Desa tahun 2020. Ada juga anggota LPM bernama Ahmad yang merelakan sebidang tanahnya untuk dibangun rumah buat Wak Euceu.
Terwujudlah hadiah untuk awal Tahun 2021 yang teramat berarti bagi Wak Euceu, yakni sebuah rumah sederhana, yang telah jadi pada 27 Desember 2020.
Rumah ini dikerjakan selama empat hari oleh warga setempat secara bergotong-royong.
"Dengan terwujudnya rumah bagi Wak Euceu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah pusat dan daerah, khususnya kepada Pak Kades beserta jajaran Staf Desa Palasari dan masyarakat sekitar juga kepada para donatur yang telah rela membantu secara fisik maupun materinya," ungkap RW Asep Ruhiyat, ketika sedang bersama Wak Euceu di rumah barunya, Selasa.
Wak Euceu dengan nada haru menimpali perkataan RW Asep dalam Bahasa Sunda.
"Hatur nuhun ka sadayana jalmi anu parantos mikanyaah ka Wak.
Kangge Pak Kades, Pak RW, Pak RT, sareng Pak LPM, Wak bingah pisan nampi kaseannana."
"Wak teu tiasa mulang kaasih, anging Allah anu bakal ngaganjar sadaya kasaean," ucap Wak Euceu terbata haru.
(Terimakasih kepada semua orang yang telah menyayangi Wak.
Untuk Pak Kades, Pak RW, Pak RT, dan Pak LPM, Wak dengan gembira menerima kebaikan ini. Wak tidak dapat membalasnya, hanya Allah yang akan memberikan balasan kebaikan).
Di tempat terpisah pada hari yang sama, Kades Palasari menyebutkan sumber pendanaan rumah Wak Euceu.
"Sudah menjadi tugas kami membantu berbagai kesulitan yang dialami warga Desa Palasari. Khusus terkait biaya pembangunan rumah sederhana untuk Ibu Tasmi, yang biasa disapa tetangganya dengan sebutan Wak Euceu, kami alokasikan dari Anggaran Perubahan Dana Desa Tahun 2020 senilai Rp 9 juta," kata Kades.
"Pada prakteknya, saya sebagai Kades Palasari, mengucapkan terimakasih kepada warga yang telah dengan senang hati membantu baik secara materi maupun non materi melengkapi kebutuhan pembangunan rumah Ibu Tasmi tersebut."
"Terimakasih atas kepedulian dan kekompakan warga Desa Palasari," kata Kades Deden, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kantor Ds. Palasari, sembari memperlihatkan dokumentasi foto miliknya saat memproses pekerjaan pembangunan rumah Wak Euceu. ***
