Mengenal Jenderal Pol Sutanto, Kapolri Era SBY yang Sikat Habis Semua Praktik 303 Alias Judi di Indonesia

- 11 Agustus 2022, 15:16 WIB
 Jenderal Pol Sutanto, Kapolri Era SBY
Jenderal Pol Sutanto, Kapolri Era SBY /

BERITA SUBANG - Senin 15 September 2008 atau dua pekan menjelang masa pensiunnya pada  30 September 2008, Kapolri Jenderal Sutanto sempat mengumpulkan para Kapolda seluruh Indonesia bersama pejabat-pejabat teras Mabes Polri di ruang rapat utama (Rupatama) Mabes Polri.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira saat itu, tidak ada resistensi di kalangan Polri atas suksesi kepemimpinan.

Bahkan, semua anggota Polri satu kata dan telah sepakat, akan mendukung siapa saja yang dipercaya presiden untuk menduduki jabatan Kapolri.

Baca Juga: Kontroversi Bang Ali, Bangun Jakarta Pakai Pajak Judi

Irjen Abubakar Nataprawira mengatakan, salah satu pesan yang disampaikan Kapolri Jendral Sutanto menjelang berakhirnya masa jabatan adalah meminta seluruh Kapolda untuk tetap berkomitmen terhadap tekad yang telah dicanangkan, yakni pemberantasan perjudian.

Sutanto meminta, meskipun dirinya sudah tidak memegang jabatan lagi sebagai Kapolri, tekad untuk memberantas perjudian tetap dilanjutkan terus.

"Jangan sampai ada perjudian lagi yang dibiarkan beroperasi sepeninggalan beliau nanti. Beliau meminta, sampai kapanpun jangan sampai ada perjudian," kata Polri Irjen Abubakar Nataprawira.

Baca Juga: Cerita Polisi Kaya Sudah Ada Sejak Zaman Orba

Sepak terjang Jenderal Pol Sutanto di era Kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemimpin Korps Bhayangkara tak perlu diragukan lagi.

Sutanto yang menjabat sebagai Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008 dikenal sebagai Jenderal yang tidak pernah kompromi dalam menumpas segala macam bentuk perjudian sampai premanisme

Lulusan Akabri tahun 1973 pernah menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1995–1998, Kapolda Sumatra Utara tahun 2000, Kapolda Jawa Timur 17 Oktober 2000-Oktober 2002 hingga akhirnya diangkat sebagai Kapolri.

Baca Juga: Tiktoker Cantik Sebut Kasus Sambo Ditumpangi Mafia Hingga Senggol Polisi Kaya

Sutanto kemudian melanjutkan misi membersihkan perjudian di seluruh Tanah Air ketika menjabat sebagai Kapolri.

Dia bahkan mengultimatum Kapolda yang tak sanggup melaksanakan instruksinya dengan ancaman pencopotan.

Tak hanya perjudian, dia juga tegas dalam memberantas bisnis ilegal bahan bakar, narkoba, dan terorisme.

Bahkan diawal menjabat sebagai Kapolri Sutanto mencanangkan program pemberantasan perjudian pada 100 hari pertama. Tercatat  program ini sukses dan Indonesia menjadi negara yang bebas judi kala itu.

Baca Juga: Keterangan Hendra Kurniawan Tentang Pelecehan Seksual Brigadir J Bikin Merinding

Para bandar saat itu pun dibuat kalang kabut. Kawasan pecinan Kota, mulai Hayam Wuruk, Gajah Mada, Pancoran hingga Asemka yang merupakan pusat judi yang tidak pernah tidur di tahun 2000-an dibuat gulung tikar.

Bahkan hingga kini, kegiatan perjudian di kawasan itu, nyaris tidak pernah terdengar.

Sutanto lahir di Comal, Pemalang, Jawa Tengah.  Dia menempuh pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) selepas mengenyam pendidikan sekolah menengah.

Sutanto lulus pada 1973 dengan menyandang gelar mentereng sebagai lulusan terbaik atau disebut Adhi Makayasa.

Kiprah Sutanto di kepolisian bersinar terang. Sutanto mengawali karir sebagai Pamapta di jajaran Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Mengenal Jenderal Pol Sutanto, Kapolri Era SBY yang Sikat Habis Semua Praktik 303 Alias Judi di Indonesia

Seiring waktu, Sutanto dipromosikan sebagai Kapolsek Kebayoran Lama, Kapolsek Kebayoran Baru, Kapolres Sumenep, dan Kapolres Sidoarjo.

Dari memimpin teritorial, Sutanto ditarik ke Mabes Polri sebagai Paban Asrena Polri (1994-1995).  Sutanto ditunjuk menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998.

Karirnya terus melejit. Selepas menjadi ring di era kepemimpinan Presiden Suharto, Sutanto dipercaya sebagai Wakapolda Metro Jaya. Setelah itu dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Utara (Sumut).

Sebagai catatan, kepemimpinan Sutanto di Sumut mengukir catatan tersendiri. Di masanya itu Sutanto melakukan perang melawan perjudian secara habis-habisan, termasuk menumpas bisnis judi milik Sahara Oloan Panggabean.

Baca Juga: Nita Gunawan Posting Foto di Ranjang, Morning Sayang ... Siap Kejepit Cintamu

 Rekam jejak yang gemilang di Sumut itu mengantarkan Sutanto sebagai Kapolda Jawa Timur (2000-2002). Ketika ini, namanya mulai santer disebut berpeluang kuat menjadi Kapolri di masa depan.

Hanya dua tahun kurang di Jatim, Sutanto dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Sempat dianggap meredup, dia menyandang pangkat bintang tiga saat dipromosikan sebagai Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN).

Namanya bertengger sebagai calon Kapolri ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden. Kebetulan Sutanto dan SBY merupakan rekan angkatan.

Baca Juga: Lirik lagu Hidup Ini Adalah Kesempatan, Lagu Rohani Antara Bharada E dan Deolipa

Bila Sutanto lulusan terbaik Akpol 73, SBY peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1973.

Sutanto akhirnya diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh SBY ke DPR. Parlemen lalu menyetujuinya.

Sutanto akhirnya dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden SBY di Istana Negara, Jumat 8 Agustus 2005.

Dikutip dari laman resmi Polri, berikut beberapa peristiwa penting saat Sutanto menjabat Kapolri.

  1. Pencanangan pemberantasan perjudian pada 100 hari pertama menjabat yang terhitung sukses dalam pelaksanaannya.
  2. Meringkus buron gembong kasus terorisme asal Malaysia, Dr Azahari di Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur.
  3. Pengungkapan identitas para pelaku Bom Bali 2005.
  4. Penyelesaian kasus penyuapan saat penanganan kasus LC Fiktif yang diduga kuat menyeret petinggi Polri yakni Brigjen Pol Samuel Ismoko, Kombes Irman Santosa, dan Kabareskrim Komjen Pol Suyitno Landung.

    Dapatkan berita terkini, informasi terbaru dan kabar terkini dari BeritaSubang.com melalui Google News.

    ***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x