Rektor UIN : Konten Agama Berlebihan di Medos, Tanda Masyarakat Sedang Tidak Baik

- 22 Mei 2022, 21:03 WIB
Rektor Prof Al Makin membuka Seminar Nasional dengan tema 'Urgensi Moderasi Beragama Dalam Mencegah Paham Radikalisme di Lingkungan PTKIN
Rektor Prof Al Makin membuka Seminar Nasional dengan tema 'Urgensi Moderasi Beragama Dalam Mencegah Paham Radikalisme di Lingkungan PTKIN /Dok. Dema UIN Sunan Kalijaga.

BERITA SUBANG - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin mengajak masyarakat untuk menerapkan sikap dan perilaku beragama yang baik dan santun dan bukan memenuhi konten media dengan simbol-simbol agama yang berlebihan.

"Saya mengajak masyarakat Indonesia untuk merenungkan kembali bagaimana beragama yang lebih baik dan lebih santun. Kembali ke tengah dalam beragama," kata Rektor dalam sambutan pembukaan Konferensi Penyiaran Indonesia yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Minggu 22 Mei 2022 seperti dilansir Antara.

Menurut Rektor, banyak sekali materi penting yang bisa dikemas menjadi pesan-pesan keagamaan melalui berbagai konten baik di media sosial.

 Baca Juga: Daftar Yuk, Kartu Prakerja Gelombang 30 Sudah Dibuka

"Seperti mengajak berbuat kebaikan, (mencegah) pemanasan global, kerusakan lingkungan, isu pulau Jawa yang akan tenggelam, kerukunan dalam perbedaan, moderasi beragama," kata Al Makin.

Jika mengamati konten-konten di medsos, Youtube, atau televisi yang dipenuhi konten-konten agama atau simbol simbol agama yang berlebihan, menurut dia, itu tanda masyarakat sedang tidak baik-baik saja, sedang berkonflik, berebut kekuasaan, atau berebut yang lainnya.

 Baca Juga: Andre Penyandang Cereblal Palsy Raih Gelar Magister Psikologi

"Itu semua menjadi cermin cara beragama yang bukan intinya beragama. Agama menjadi candu, dan bukan menjadi penuntun akhlak," katanya.

Dia juga mengatakan hasil riset menunjukkan bahwa konten di medsos, Youtube, dan televisi dipenuhi simbol-simbol agama yang berlebihan, ritual agama yang berlebihan, siaran televisi religi menjadi sangat religius. "Ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang berkonflik," katanya.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x