Ustaz Abdul Somad Juga Pernah Ditolak Masuk Hongkong, Timor Leste Hingga Eropa

- 18 Mei 2022, 12:30 WIB
Ustaz Abdul Somad (UAS).
Ustaz Abdul Somad (UAS). /Foto: Pikiran Rakyat

BERITA SUBANG - Pemerintah Singapura mendeportasi Ustaz Abdul Somad atau UAS masuk ke wilayahnya.

Mengutip Kementerian Dalam Negeri Singapura  melalui situs resminya, penolakan itu karena UAS dikenal sebagai penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura.

"UAS telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi `syahid`," tulis Kemendagri Singapura.

Baca Juga: Dianggap Penceramah Radikal dan Pemecah Belah Jadi Alasan Singapura Deportasi Abdul Somad

Selain di Singapura, UAS juga pernah ditolak masuk di sejumlah negara seperti Hongkong, Timor Leste hingga beberapa negara di Eropa seperti Swiss, Belanda dan Inggeris dengan berbagai alasan mulai dari urusan dokumen hingga dugaan terkait ceramahnya yang dianggap mengandung radikal.

Pemerintah Hongkong misalnya pada Desember 2017  mengadang rombongan UAS.

Menurut UAS, saat itu pihak imigrasi meminta mereka untuk membuka dompet.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Ngaku Lihat Nabi Muhammad di Jok Belakang Mobil, Dusta?

" Mereka menanyakan kartu nama Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib). Dari sini saya menduga mereka tertelan isu terorisme, karena ada logo bintang dan tulisan Arab," paparnya dikutip dari BBC tertanggal 24 Desember 2017.

Para petugas itu menegaskan tidak bisa menerima kedatangan Ustaz Abdul Somad beserta rombongan.

Hanya, para petugas tidak memberikan penjelasan apa alasan penolakan masuk ke wilayah itu.

Baca Juga: UAS Dideportasi, Pendeta Saifuddin Ibrahim: Masuk Singapura Saja Gak Bisa, Apalagi Surga

"Mereka langsung mengantar saya ke pesawat yang sama untuk keberangkatan pukul 16.00 WIB ke Jakarta," ujar UAS.

Tahun 2018, UAS juga ditolak masuk ke Timor."Saya tanya orang imigrasi kenapa saya gak boleh masuk," tanya UAS kala itu kepada petugas imigrasi.

Rupanya sat itu, pihak imigrasi Timor Leste baru saja menerima informasi dari Jakarta yang menyebut UAS adalah teroris.

"Imigrasi Timor Leste dapat fax dari Jakarta bahwa Bapak (UAS) terosis makanya gak bisa masuk," tutur UAS.

Tahun 2018, Swiss dan Jerman juga menolak UAS masih. Sementara itu, penokan sama dilakukan Pemerintah Belanda dan Inggris, pada Februari 2020.

UAS mengaku, ketika itu dirinya telah mengantongi visa. Namun, petugas imigrasi enggan memberikan cap visa masuk untuknya.

"Di Belanda tak boleh masuk. Di Inggris tak boleh masuk," kata UAS saat ceramah di Masjid Sabiha Gökçen, Bandar Udara Internasional Turki.***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x