Ibu Kartini Lahir dimana, Simak Biografi RA Kartini, Pahlawan Pejuang Emansipasi Wanita

- 20 April 2022, 06:25 WIB
Pahlawan Nasional RA Kartini
Pahlawan Nasional RA Kartini /


BERITA SUBANG - Simak biografi RA Kartini, pejuang emansipasi wanita Indonesia. Ibu RA Kartini menjadi inspirasi bagi banyak wanita untuk menjadi lebih berani bermimpi, berkarya, dan mandiri.

RA Kartini merupakan sosok Pahlawan Nasional yang gigih memperjuangkan kesetaraan dan emansipasi wanita.

RA Kartini selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia. Setiap tanggal 21 April perjuangannya diperingati sebagai hari besar nasional.

Berikut biografi singkat ibu RA. Kartini:

Baca Juga: 12 Ucapan Selamat Hari Kartini Untuk Ibu Guru, Teman dan Keluarga

RA Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Berasal dari golongan priyayi atau bangsawan Jawa, Kartini  merupakan anak dari bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat  dan istrinya M.A. Ngasirah.

Pada usia 12 tahun, Kartini mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS). Di sekolah ini Kartini belajar berbagai pelajaran termasuk Bahasa Belanda.

Tapi, setelah itu Kartini harus tinggal di dalam rumah karena dipingit oleh keluarganya.

Kartini yang bisa berbahasa Belanda kemudian belajar secara mandiri dan menulis surat untuk teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda.

Baca Juga: Cara Daftar Mudik Gratis Kemenhub Tahap 2, dibuka Mulai Hari Ini 18 April 2022

Selain menulis, Kartini juga banyak membaca literasi dalam bahasa Belanda.

Kegemarannya dalam membaca membuat Kartini berkeinginan untuk memperjuangkan pendidikan bagi wanita pribumi.

Kemudian Kartini dijodohkan dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat dan menikah pada 12 November 1903.

Sang suami mendukung cita-cita Kartini untuk mendirikan sekolah. Sebuah sekolah wanita pun didirikan Kartini di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang.

Bangunan sekolah tersebut kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Baca Juga: Cek Bansos Kemensos Untuk Penerima Bantuan BPNT April 2022 dan BLT Minyak Goreng Total Rp500 Ribu

Kartini melahirkan anak satu-satunya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.

Kartini meninggal pada 17 September 1904,  pada usia 25 tahun. Cita-citanya untuk memperjuangkan kesetaraan wanita pribumi tetap hidup.

Surat-suratnya mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap warga pribumi.

Pendidikan bagi kaum wanita pribumi yang dia cita-citakan terus bermunculan melalui Yayasan Kartini yang didirikan oleh keluarga Van Deventer, yang merupakan tokoh Politik Etis.

Baca Juga: Bacaan Niat Sahur Ramadan 2022 Beserta Artinya

Sekolah wanita didirikan di Semarang pada 1912 oleh Yayasan Kartini, disusul kemudian di Kota Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, serta daerah lainnya.

Sekolah tersebut diberi nama Sekolah Kartini sesuai dengan nama pejuang emansipasi wanita tersebut.

Surat-surat Kartini pun dibukukan menjadi sebuah buku berjudul "Door Duisternis tot Licht".

Buku ini kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh sastrawan pujangga baru Armijn Pane dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Demikian biografi ibu RA Kartini sang pejuang emansipasi wanita. Semoga menginspirasi.***

 

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah