Perjalanan Spiritual Saifuddin Ibrahim

- 20 Maret 2022, 14:47 WIB
Profil Saifuddin Ibrahim
Profil Saifuddin Ibrahim /Tangkap layar YouTube.com/SaifuddinIbrahimTV

BERITA SUBANG - Nama pendeta Saifuddin Ibrahim bikin geger publik terkait permintaannya kepada Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat dalam Alquan.

Saifuddin Ibrahim di Kanal YouTube pribadinya Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama, supaya ayat-ayat Alquran yang menghina, menyakiti hingga membunuh orang-orang di luar Islam atau yang dianggap kafir di skip dan tidak diajarkan di pesantren.

Saifuddin Ibrahim menilai, ayat-ayat tersebut sebaiknya tidak diajarkan di pesanteran  karena berpotensi melahirkan radikalisme dan memecah belah persatuan bangsa.

 Baca Juga: Saifuddin Ibrahim Ingatkan Tentang Bahaya Radikalisme di Indonesia

Untuk mengetahui siapa Saifuddin Ibrahim, berikut kesaksian  dirinya termasuk perjalanan spritualitasnya seperti dikutip dari  https://gkkkmabes.blogspot.com/

Saifuddin Ibrahim berasal dari Bima yang dibesarkan dalam suasana religius, dan tumbuh di tengah keluarga muslim yang taat.

Ayah Saifuddin Ibrahim seorang guru agama. Saifuddin Ibrahim  telah belajar mengaji dari ibu dan nenek.

Menurut Saifuddin Ibrahim, ibu merupakan guru dan terkenal galak.

“Saya harus mengaji setiap hari, tidak boleh main-main. Anak daerah Bima seperti saya tidak boleh bertingkah macam-macam tapi harus hafal luar kepala Juz Amma (bab ke 30 dari Al-Quran). “

Menurut Saifuddin Ibrahim, jus ini kalau dilantunkan baru selesai 2,5 jam. “Kalau saya salah, ibu akan gebrak meja dan berkata,”Buka lagi (juz-nya)!” .

 Baca Juga: Akui Berada di Amerika, Saifuddin Ibrahim Minta Abdul Somad Ditangkap

Kalau selesai dan lancar maka ibu akan memeluk dan mencium saya. Ia berbahagia sekali.

Menurut Saifuddin Ibrahim, saat kelas 6 SD ia sempat membaca Injil. “Karena ada ayat-ayat yang menggugah perasaan, saya membacanya dengan keras,” kata Saifuddin Ibrahim.

Ibu saya tahu dan berkata“Ini kitab suci-nya orang Kristen, nanti kamu masuk Kristen.

Saya menjawab,”Saya tidak mungkin menjadi orang Kristen dan saya akan menjadi pembela Islam paling berani!”.

Seiring berjalannya waktu, saat bersekolah di SMA, saya mendapat beasiswa dari Muhammadiyah lalu kuliah di Solo ambil jurusan perbandingan agama.

Baca Juga: Akui Berada di Amerika, Saifuddin Ibrahim Minta Abdul Somad Ditangkap

Saat kuliah, Saifuddin Ibrahim mengakui, belajar banyak ilmu  agama seperti Yahudi, Kristen, Islam, Hindu dan Budha.

“Saya aktif berbahasa Arab, setelah bahasa Indonesia,” kata Saifuddin Ibrahim.

Setelah tamat dari Universitas Muhamadiyah Solo, saya langsung mengajar di Jepara dan langsung diangkat menjadi Kepala Sekolah SMA.

Saat itu saya masih bujangan dan karir saya naik dengan cepat. Siang saya mengajar dan malamnya berdakwah.

Suatu malam saat saya dakwah di suatu kampung , lewat di depan mata saya seorang gadis memakai baju merah.

Saya bertanya kepada orang yang menjemput,”Pak, itu masih gadis ya?” “Betul”. “Bisa diatur tidak?” “Bisa!” Tiga hari kemudian, saya melamarnya.

Kemudian lahirlah 3 orang anak, laki-laki semuanya. Saya memberi nama Fikri Khomeini, Saddam Husain dan Muamar Kadhafi.

Saya memberi nama seperti itu karena saya tidak suka dengan orang Kristen. Orang Kristen tiap tahun bertambah terus, sedangkan orang Islam terus berkurang.

“Saya sebenarnya ingin menjadikan ketiga anak ini sebagai teroris besar, supaya membunuh semua orang Kristen. Tetapi Tuhan ajaib! Tuhan luar biasa!”

Keinginan berubah setelah menemukan Yesaya 42:6 , "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa.

Saya menyadari bahwa saya adalah manusia pilihan Tuhan. Bukan hanya saya, tetapi kita semua adalah manusia pilihan Tuhan sehingga kita harus mengucapkan kata-kata terpilih, makan dan minum yang terpilih dan melakukan perbuatan-perbuatan terpilih.

Saifuddin Ibraham juga mengutip Yohanes 5:39-40 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,  namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Melalui firman ini, akhirnya saya menemukan betapa Injil membawa (menolong) saya untuk datang kepada Yesus.

Kitab Al-Quran hanya mengatakan,”Yesus ada tetapi tidak perlu percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat!” maka kehidupan dan kebencian kepada Kristen itu muncul terus seperti apa yang saya pikirkan dahulu sebelum saya mengerti Firman Tuhan.

Menurut Saifuddin Ibrahim, kalau saat ini dirinya menjadi orang Kristen, semua itu berkat kemurahan Tuhan.

“Saya tidak pernah membayangkan suatu saat saya menjadi orang Kristen,” kata Saifuddin Ibrahim.***

 

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x