BERITA SUBANG - Muhammad Taufiqurrohman, peneliti senior di Pusat Studi Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) mengingatkan semua pihak perlu mewaspadai dugaan gelombang baru geliat terorisme di Indonesia pasca serangan gereja di Makassar.
Menurut dia, para pendukung ISIS sejak Senin 29 Maret 2021 menggunakan media sosial untuk menyerukan lebih banyak serangan di Indonesia pasca serangan di Gereja Katedral, Makassar.
Berdasarkan pantauan PAKAR terhadap closed group di media sosial, Taufiqurrohman mengatakan, seruan tersebut berasal dari grup online di Indonesia dan satu dari Malaysia.
Baca Juga: Pelaku Penyerangan Mabes Polri Perempuan Golongan Lone Wolf berideologi ISIS
"Mereka juga menyerukan penggunaan bom yang lebih kuat," katanya seperti dikutip dariSouth China Morning Post, Rabu 31 Maret 2021.
Dengan penangkapan terakhir, PAKAR memperkirakan saat ini ada 70 anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Sulawesi Selatan.
Taufiqurrohman mengatakan serangan teror kemungkinan akan terus berlanjut di kota itu."Metode serangan yang mereka sukai adalah pemboman, bukan penusukan, seperti yang bisa kita lihat dengan apa yang terjadi di masa lalu," kata dia,
Baca Juga: Beredar Identitas Pelaku Penyerang Mabes Polri, Diduga Wanita Lajang Berusia 25 Tahun
Taufiqurrohman menambahkan, anggota kelompok cenderung memilih bom karena menyebabkan lebih banyak korban dan menjadi berita utama.