Peneliti : Waspadai Dugaan Gelombang Baru Geliat Terorisme dan Radikalisme Pasca Serangan Gereja Katedral

- 1 April 2021, 09:00 WIB
Tim Densus 88 Anti Teror membawa bungkusan usai pengeledahan di rumah kos pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di jalan Tinumbu, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 29 Maret 2021.
Tim Densus 88 Anti Teror membawa bungkusan usai pengeledahan di rumah kos pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di jalan Tinumbu, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 29 Maret 2021. /ANTARA FOTO/Darwin Fatir.

Setelah aksi bom bunuh diri itu, tim Densus 88 menggerebek beberapa lokasi di Jawa Barat, Jakarta dan rumah pelaku bom di Makassar.

Setidaknya empat pria ditangkap di Jakarta, meskipun pihak berwenang kemudian mengkonfirmasi keempat pria tersebut tidak terkait dengan pemboman di Makassar.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Rudy Salim Akuisisi Klub Sepak Bola Cilegon United FC

Menurut Kapolri Listyo Sigit Prabowo penggerebekan di ibu kota juga menemukan 5,5 kg bahan peledak berdaya ledak cukup kuat termasuk triaseton triperoksida, yang sering digunakan oleh ISIS, serta lima bom pipa aktif.

Pada Selasa 25 Maret 2021, polisi menangkap tiga wanita yang terkait dengan serangan Makassar.

Juru bicara polri Ahmad Ramadhan mengatakan salah satu wanita telah memotivasi pelaku bom bunuh diri untuk melakukan jihad, sementara tersangka lainnya adalah saudara ipar salah satu dari mereka.

Menurut Ahmad, tim Densus 88 telah menangkap 94 tersangka teror sejak awal tahun, seraya menambahkan bahwa ini menunjukkan kelompok teroris masih merencanakan serangan di Indonesia.

Lima tersangka lain yang diyakini memiliki hubungan dengan penyerang yang ditangkap pada Minggu dan Senin di kota Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat.***

 

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah