"Kementerian Lingkungan Hidup juga tak melakukan penyelamatan lingkungan hidup dengan benar, membiarkan hutan terus digunduli yang akhirnya menyebabkan cuaca ekstrim di Indonesia," kata dia.
Baca Juga: Vindyka Minta Masyarakat Doakan Kesembuhan Ashanty
Selain faktor-faktor tersebut, kata dia, kesadaran manusia juga menjadi faktor kunci terkait keseimbangan alam ini.
"Dari segi manusianya: belum ada kesadaran meluas bahwa bencana banjir ini buatan manusia. Jokowi misalnya, saat meninjau banjir Kalimantan Selatan malah menyalahkan curah hujan yang tinggi. Padahal hujan juga terkait dengan cuaca ekstrim karena perubahan iklim dan kebijakan yang mengobrak-obrak lingkungan hanya demi keuntungan dan keserakahan kaum kapitalis oligarki itu," kata dia.
Fenomena banjir Jakarta, jelas dia, bukan sesuatu yang ujug-ujug terjadi begitu saja."Banjir ini sudah berpuluh tahun lalu, dan terjadi dan terjadi lagi tiap tahun, tapi apa orang berhenti buang sampah sembarangan misalnya, atau membangun perumahan, perkebunan, menebangi hutan tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan," ujar dia. ***