Mantan Anggota TGUPP Bilang Kementerian PUPR dan KLHK Juga Cuek Terhadap Penanganan Banjir Jakarta

- 22 Februari 2021, 15:26 WIB
Warga mengevakuasi diri di tengah banjir
Warga mengevakuasi diri di tengah banjir /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy/

 

BERITA SUBANG -Kritikan yang dialamatkan sejumlah pihak kepada gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir disejumlah titik di Jakarta kurang relevan, mengingat Jakarta adalah wilayah yang saling terhubung dengan wilayah lain.

Hal itu ditegaskan mantan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Nursyahbani Katjasungkana menjawab pertanyaan sejumlah media Minggu 21 Februari 2021.

"Masalah banjir di Jakarta dan Jabotabek tidak sepenuhnya dibawah kontrol Gubernur. harus ada kebijakan dan gerak bersama dengan PUPR dan dinas terkait serta koordinasi dengan wilayah Jabotabek," kata Eks anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Nursyahbani Katjasungkana Minggu  21 Februari 2021.

Nursyahbani menilai, ego sektoral dari instansi tertentu masih tinggi ketika berbicara soal penanganan banjir Jakarta.

Misalnya saja, Ketika Anies Baswedan mengajukan konsep naturalisasi sebagai ikhtiar meminimalisir banjir, justru dilain Kementerian PUPR menghendaki pola penanganan yang berbeda.

 Baca Juga: PBB Umumkan 130 Negara Belum Terima Vaksin Corona, Sekjen PBB Kritik Distribusi Vaksin 'Sangat Tidak Merata'

"Pendekatannnya saja tak bisa dikompromikan. Naturalisasi (Gub DKI) vs Betonisasi (PUPR/Basuki). Komen-komen PUPR malah seperti tak ikut menyebabkan banjir, lah proyek-proyek yang mangkrak di Jakarta dan sekitarnya termasuk juga KA cepat yang membabat lebuh dan hutan dan seterusnya," kata dia,

Belum lagi dari segi geodesi, kata dia, penurunan tanah Jakarta atau Pantura secara umum bisa dikatakan jadi salahsatu faktor terjadinya berbagai bencana termasuk banjir saat ini.

"Kementerian Lingkungan Hidup juga tak melakukan penyelamatan lingkungan hidup dengan benar, membiarkan hutan terus digunduli yang akhirnya menyebabkan cuaca ekstrim di Indonesia," kata dia.

 Baca Juga: Vindyka Minta Masyarakat Doakan Kesembuhan Ashanty

Selain faktor-faktor tersebut, kata dia, kesadaran manusia juga menjadi faktor kunci terkait keseimbangan alam ini.

 Baca Juga: VIDEO Banjir: Selain Subang dan Jakarta, 20 Desa di Bekasi Juga Terendam Akibat Tanggul Sungai Citarum Jebol

"Dari segi manusianya: belum ada kesadaran meluas bahwa bencana banjir ini buatan manusia. Jokowi misalnya, saat meninjau banjir Kalimantan Selatan malah menyalahkan curah hujan yang tinggi. Padahal hujan juga terkait dengan cuaca ekstrim karena perubahan iklim dan kebijakan yang mengobrak-obrak lingkungan hanya demi keuntungan dan keserakahan kaum kapitalis oligarki itu," kata dia.

Fenomena banjir Jakarta, jelas dia, bukan sesuatu yang ujug-ujug terjadi begitu saja."Banjir ini sudah berpuluh tahun lalu, dan terjadi dan terjadi lagi tiap tahun, tapi apa orang berhenti buang sampah sembarangan misalnya, atau membangun perumahan, perkebunan, menebangi hutan tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan," ujar dia. ***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah