LGBT Dijauhi atau Kompromi, Ini Saran Pendeta Gilbert Lumoindong

24 Mei 2022, 08:26 WIB
Pdt. Gilbert Lumoindong /tangkapan layar Youtube @GilbertLumoindong/

BERITA SUBANG - Kasus LGBT mencuat setelah Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia di Jakarta dikecam usai mengibarkan bendera pelangi, lambang bagi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Keberadaan LGBT ini terbilang dilematis, terlebih karena Indonesia merupakan negara yang menjunjung nilai agama dan budaya.

Di Indonesia, pernikahan LGBT yang hingga saat ini statusnya tidak diakui negara sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1, yang bunyinya, “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

 Baca Juga: Apa Kata Alkitab Tentang LGBT, Belajar Dari Kegagalan Lot

Meski begitu, umat Kristen di Indonesia dianggap perlu menyikapi isu ini berdasarkan firman Tuhan.

Jadi bagaimana seharusnya masyarakat menanggapi keberadaan kaum LGBT di bangsa ini? Pantaskah mereka ditolak dan dijauhi?

Pendeta Gilbert Lumoindong melalui Youtube Channelnya, bahwa orang Kristen tidak bisa mengutuki LGBT dengan sembarangan.

 Baca Juga: Pasang Bendera LGBT, Pakar: Kedubes Inggris Perkeruh Kehidupan Politik di Indonesia

Namun demikian di waktu yang bersamaan juga tidak bisa kompromi dengan perilaku yang mereka lakukan berdasarkan firman Tuhan.

Dalam 1 Korintus 6: 9-10 tertulis, “Atau tidak tahukah kamu,  bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Dia menegaskan bahwa Tuhan memandang perilaku ini dengan serius.

 

Hanya saja, di akhir zaman ini, perilaku tersebut akan semakin merajalela. Sehingga, orang percaya perlu memahami kebenaran firman Tuhan secara mendalam, sehingga kita bisa bersikap tegas dan tidak kompromi dalam menyikapinya.

“Yang harus kita mengerti kita gak bisa sembarang menghakimi para LGBT, mengutuki para LGBT. Tapi kalau kita gak hati-hati, kita bisa sembarang asal menerima, mencampuradukkan ajaran. Jadi kita gak boleh menghakimi LGBT dan pada saat yang bersamaan kita juga gak boleh kompromi dengan itu,” ungkap Pendeta Gilbert Lumoindong.

Gilbert Lumoindong menegaskan bahwa LGBT secara tegas merupakan perilaku seksual menyimpang yang bukan berasal dari Tuhan.

Namun demikian, orang percaya tidak dibenarkan untuk menghakimi atau menegur orangnya tetapi menegur perilakunya.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler