Natalius Pigai Desak Pemerintah Terbuka Kabar Dugaan Hilangnya Kapal KM Bali Permai Yang Bawa 18 ABK

5 September 2021, 22:44 WIB
Aktivis Kemanusiaan Natalius Pigai /Twitter.com/@NataliusPigai2/

BERITA SUBANG - Mantan Komisioner Komnasham Natalius Pigai mengaku menerima laporan dari pihak keluarga korban KM Bali Permai dikabarkan hilang kontak dengan membawa Anak Buah Kapal (ABK) pada 30 Juli 2021.

"KM Bali Permai mengalami lost contact dari sistem monitor (VMS) tanggal 30 Juli 2021 di lokasi operasi penangkapan Ikan Samudera Hindia dengan Radial 210 dan jarak 1.471 Km dari Kansar Denpasar," ucap Natalius Pigai dalam keterangannya kepada beritasubang.pikiran-rakyat.com, Jakarta, Minggu 5 September 2021.

Dikatakan aktivis pembela kemanusiaan itu, KM Bali Permai bersama 18 ABK tersebut sampai saat ini masih belum ditemukan.

Natalius Pigai menyesalkan sikap perusahaan dan pemerintah yang belum menyampaikan peristiwa besar ini kepada publik.

"Namun demikian baik pihak Perusahan, Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perikanan dan Kelautan belum sampaikan peristiwa besar tersebut kepada rakyat Indonesia. Bahkan pihak keluarga korban juga belum pernah dihubungi, sampai surat dari pihak Perusahan baru tiba pada 4 September 2021," paparnya.

Baca Juga: Kemlu Upayakan Pemulangan 3 ABK Kapal Ku Qing Yuan Yu 211 yang Terlantar di Somalia

Natalius Pigai menduga ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap kapal KM Bali Permai, pertama Kapal Tenggelam, atau kedua, Kapal terombang-ambing di Samudera Hindia.

"Apabila kemungkinan ke dua maka dapat diduga ABK masih bisa hidup karena persediaan makanan yang dibawanya untuk kebutuhan 3 bulan terhitung sejak 12 Juli 2021 sampai 12 Nopember 2021," tutue aktivis asal Papua tersebut," ucap Natalius Pigai.

"Jika upaya pencarian dilakukan secara masif dan diumumkan ke publik maka berpotensi bisa diselamatkan," sambujg dia.

Natalius Pigai menilai nampaknya pemerintah dan pihak perusahan terkesan sembunyikan dan mendiamkan peristiwa ini. Berbeda dengan peristiwa serupa selama ini, dimana Basarnas dan Pemerintah mengumumkan ke publik dan mobilisasi secara masal bagi upaya pencarian.

"Pihak keluarga korban belum pernah dihubungi. Surat dari pihak Perusahan baru tiba tanggal 4 September 2021 satu bulan setelah Kapal dinyatakan lost contact. Sebagai pembela kemanusiaan, Kami minta penjelasan terbuka ke rakyat Indonesia, mengapa Pemerintah dan Perusahan terkesan menyembunyikan peristiwa besar yang menimba 18 Warga Negara Indoneia dan Kapalnya," tanya dia.

Sebabnya Natalius Pigai meminta penjelasan secara terbuka antara lain, pertama, mengapa peristiwa hesar tersebut tidak diumumkan oleh Pemerintah agar mendapat perhatian publik.

Kedua, mengapa rakyat Indonesia tidak pernah mengentahui mobilisasi sumber daya penyelematan atau pencarian. Ketiga, mengapa satu media cetak, elektronik atau bahkan running text di televisi saja tidak pernah ada.

"Mengapa kepada keluarga korban baru disampaikan pada tanggal 4 September 2021 yakni 1 bulan setelah Kapal tersebut dinyatakan lost contact," tuturnya.

Kelima, tanya dia mengapa Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menkomarves tidak melakukan upaya koordinasi, padahal Deputi Bidang koordinasi Kelautan dan Maritim sudah mengetahui peristiwa tersebut.

"Keenam, apa yang terjadi antara pihak perusahan dan Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan," tanya dia heran.***

 

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler