Sama seperti suaminya, Darniaty Pariadji berasal dari latar belakang bukan orang percaya.
Darniaty Pariadji menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi setelah suaminya menerima kesembuhan dari kelumpuhan pada tahun 1984.
Tidak hanya itu, Darniaty Pariadji juga melayani bersama suaminya sebagai pendeta di Gereja Tiberias Indonesia.
Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Kesaksian Naik Turun Surga Kembali Jadi Perbincangan
Hal menarik tentang kecintaan ayah kepada ibunya diungkapkan Putra tertua almarhum Pendeta Aristo Pariadji dengan kemana-mana selalu berdua.
Bukan hanya dalam pelayanan Gereja saja keduanya selalu bersama. Bahkan untuk sekedar duduk-duduk di ruang tamu atau makan, papa dan mama selalu berdua.
“Karena itu, Kematian papa sangat berat buat mama, karena papa merupakan suami yang baik sekali. Mereka nyaris tidak terpisahkan kemana-mana selalu berdua,” ungkap Pendeta Aristo Pariadji.
Pendeta Aristo Pariadji juga memohon pengertian jemaat GTI karena dirinya dan keluarga harus menguatkan mama (Daniaty Pariadji) untuk beberapa waktu kedepan.***