Biodata Harmoko, Tangan Kanan Soeharto yang Minta Presiden Mundur dari Jabatan Secara Arif

- 5 Juli 2021, 06:22 WIB
Foto Harmoko. Meski dikenal sebagai pendukung rezim Orde Baru, namun saat gerakan reformasi menguat, Harmoko secara tegas dan berani meminta Pak Harto untuk mundur secara arif
Foto Harmoko. Meski dikenal sebagai pendukung rezim Orde Baru, namun saat gerakan reformasi menguat, Harmoko secara tegas dan berani meminta Pak Harto untuk mundur secara arif /Facebook/

BERITA SUBANG - Harmoko, mantan Menteri Departemen Penerangan di era kepempinan Presiden Soeharto meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Minggu 4 Juli 2021.

Harmoko yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, sekitar pukul 20.22 WIB.

Harmoko diketahui sudah sakit sejak beberapa tahun lalu. Pada Mei 2021, anak Harmoko, Dimas Azisoko mengatakan kondisi kesehatan ayahnya terus menurun lantaran usia yang sepuh.

Dimas menyebut sang ayah sudah tak bisa berkomunikasi. "Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan husnulkhatimah," kata Dimas, Minggu 4 Juli 2021.

Baca Juga: Harmoko, Mantan Menteri Departemen Penerangan di Era Soeharto Meninggal Dunia

Pria kelahiran Patianrowo, 7 Februari 1939 ini dikenal sebagai tangan kanan Soeharto. Namun, Harmoko merupakan pejabat negara di era itu yang secara terang-terangan meminta Presiden kedua tersebut turun.

“Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” kata Harmoko pada 18 Mei 1998.


Pernyataan itu dibenarkan politikus senior Partai Golkar, Theo L Sambuaga. Theo mengatakan peranan Harmoko cukup besar dalam pengunduran diri Soeharto.

Menurut Theo, pernyataan yang disampaikan Harmoko dalam rangka menampung aspirasi mahasiswa.

Cerita ini terjadi pada 18 Mei 1998 ketika ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR. Kala itu, mahasiswa dan masyarakat mendesak agar Soeharto mundur. Tak disangka, Harmoko berbicara di depan umum dan menyatakan dukungannya agar Soeharto turun.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah