Romantisme Pendeta Yesaya Pariadji dan Daniaty, Selalu Bersama Hingga Maut Memisahkan

8 Mei 2022, 07:37 WIB
Romantisme Yesaya Pariadji dan Daniaty, Selalu Bersama Hingga Maut Memisahkan /@Gereja Tiberias Indonesia

BERITA SUBANG – Pendiri sekaligus Gembala Gereja Tiberias Indonesia (GTI) Pendeta Yesaya Pariadji wafat pada 5 Mei 2022 dan dikebumikan Kamis 6 Mei 2022.

Prosesi Ibadah tutup peti dan pelepasan Jenazah pahlawan martir itu, berlangsung hikmat dan jasadnya telah dimakamkan di Santiego Hill, Kerawang, Jawa Barat.

Bagi jemaat Gereja Tiberias Indonesia, Pendeta Yesaya Pariadji bukan hanya sekedar Gembala Sidang, tetapi juga teladan tentang kesetiaan hidup kepada Tuhan dan keluarga.

Baca Juga: Warganet Kepo dengan Penyebab Wafatnya Pendeta Yesaya Pariadji

Salah satu teladan yang tidak pernah dilupakan jemaat adalah cinta dan kesetiaan Pendeta Yesaya Pariadji kepada isteri tercintanya Darniaty Pariadji.

Sejak memulai sebuah persekutuan doa pada tahun 1986, yang merupakan cikal bakal berdirinya Tiberias  Pendeta Yesaya Pariadji dan isteri selalu terlihat berdua.

Begitu juga ketika Tiberias terus berkembang dan mendirikan ratusan gereja dengan berbagai konflik yang tidak mudah, Darniaty Pariadji selalu menemani.

Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Aristo Pariadji: Tiberias Jadi Legacy

Bagi jemaat Tiberias, Pendeta Yesaya Pariadji dan Darniaty Pariadji bukan hanya pasangan suami isteri yang harmonis, tetapi juga menjadi satu tim yang utuh dan seirama.

Sama seperti suaminya, Darniaty Pariadji berasal dari latar belakang bukan orang percaya.

Darniaty Pariadji menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi setelah suaminya menerima kesembuhan dari kelumpuhan pada tahun 1984.

Tidak hanya itu, Darniaty Pariadji juga melayani bersama suaminya sebagai pendeta di Gereja Tiberias Indonesia.

Baca Juga: Pendeta Yesaya Pariadji Wafat, Kesaksian Naik Turun Surga Kembali Jadi Perbincangan

Hal menarik tentang kecintaan ayah kepada ibunya diungkapkan Putra tertua almarhum Pendeta Aristo Pariadji dengan kemana-mana selalu berdua.

Bukan hanya dalam pelayanan Gereja saja keduanya selalu bersama. Bahkan untuk sekedar duduk-duduk  di ruang tamu atau makan, papa dan mama selalu berdua.

“Karena itu, Kematian papa sangat berat buat mama, karena papa merupakan suami yang baik sekali. Mereka nyaris tidak terpisahkan kemana-mana selalu berdua,” ungkap Pendeta Aristo Pariadji.

Pendeta Aristo Pariadji juga memohon pengertian jemaat GTI karena dirinya dan keluarga harus menguatkan mama (Daniaty Pariadji) untuk beberapa waktu kedepan.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler