Pesawat Jatuh Milik China Eastern Airlines, Nasib 132 Penumpang Belum Diketahui

- 22 Maret 2022, 00:46 WIB
Keterangan foto: arsip fotonya diambil pada 29 Mei 2020 menunjukkan pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 yang diparkir di Bandara Tianhe di Wuhan, provinsi Hubei tengah China.
Keterangan foto: arsip fotonya diambil pada 29 Mei 2020 menunjukkan pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 yang diparkir di Bandara Tianhe di Wuhan, provinsi Hubei tengah China. /situs Korea Times/

BERITA SUBANG - Pesawat jatuh milik maskapai penerbangan China Eastern Airlines dengan nomor MU-5735 di perbukitan di Kabupaten Tengxian, Daerah Otonomi Guangxi, sekitar pukul 14.00 waktu setempat atau pukul 13.00 WIB, pada Senin 21 Maret 2022.

Belum diketahui data para penumpang, begitu juga warga negara Indonesia, dilansir dari Antara setidaknya ada 132 orang, termasuk sembilan kru dan penumpang, namun belum diketahui nasibnya.

Pesawat jatuh merupakan Boeing 737 bertolak dari Kunming di Provinsi Yunnan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong tersebut.

Baca Juga: Aturan dan Syarat Terbaru Naik Pesawat Terbang Masa PPKM Pandemi Covid-19

Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) belum bisa memberikan keterangan mengenai nasib 132 orang penumpang dan kru itu.

Pesawat jatuh itu bernomor penerbangan MU 5735 itu bertolak dari Bandara Internasional Changshui, Kunming, pada pukul 13.15 waktu setempat atau 12.15 WIB. Dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou, pada pukul 15.07 atau 14.07 WIB.

Data penerbangan menunjukkan bahwa pada pukul 14.19 waktu setempat atau sekita pukul 13.19 WIB pesawat tiba-tiba meluncur dari ketinggian 8.869 meter dengan kecepatan 845 kilometer per jam.

Baca Juga: Tim SAR Evakuasi Pilot HA Mirza dan Black Box ke Timika Pasca Jatuhnya Pesawat Rimbun Air

Pada pukul 14.21 waktu setempat, Pesawat jatuh itu milik maskapai yang berkantor pusat di Shanghai, hilang dari pantauan radar ADS-B, demikian laman berita setempat.

Pasukan pemadam kebakaran dan tim SAR dari Kota Wuzhou mulai dikerahkan ke lokasi kejadian di wilayah selatan daratan Tiongkok itu pada pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 14.00 WIB.

Sejumlah foto dan video jatuhnya pesawat tersebut menyebar dengan cepat di media sosial China, utamanya Weibo dan WeChat, beberapa saat setelah kejadian.

Baca Juga: Tim SAR Berhasil Evakuasi Korban Tewas Pilot HA Mirza Pesawat Rimbun Air Yang Jatuh Di Hutan Intan Jaya

Dalam sebuah video terlihat warga mengamankan puing-puing pesawat yang diduga bagian ekor atau sayap MU-5735 dan kebakaran di titik jatuhnya pesawat itu.

Sementara, Kedutaan Besar RI di Beijing dan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou saling berkoordinasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang data korban jatuhnya pesawat penumpang China Eastern Airlines di Daerah Otonomi Guangxi, China, Senin sore.

"Kami monitor terus kejadian sore ini. Kami terus koordinasikan dengan KJRI GZ (Guangzhou)," kata Wakil Kepala KBRI Beijing Dino R Kusnadi seperti dikutip dari Antara Beijing.

Baca Juga: Tim Evakuasi Korban Pesawat Rimbun Air Cargo Terganggu KKB Papua

Sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan ada atau tidaknya korban warga negara Indonesia dalam pesawat nahas itu.

"Informasi penumpang belum dikeluarkan oleh FAO (Kantor Urusan Luar Negeri) setempat," sambung Dino.

Foto dan gambar yang beredar media-media sosial China menunjukkan kobaran api di atas perbukitan dan warga di sekitar lokasi menemukan puing-puing pesawat yang jatuh itu.

Guangxi merupakan daerah otonomi yang diapit antara Propinsi Yunnan dan Provinso Guangdong di wilayah selatan China yang berbatasan langsung dengan Vietnam.

Baca Juga: Pesawat Rimbun Air Cargo Dipiloti HA Mirza dan Fajar Jatuh di Distrik Sugapa Intan Jaya Papua

Kunming dan Guangzhou menjadi pintu utama penerbangan internasional tujuan China selama masa pandemi Covid 19, termasuk penerbangan dari Indonesia.

Para pengguna penerbangan internasional wajib menjalani karantina di kedua kota tersebut sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota besar lainnya di China, termasuk Beijing yang sampai saat ini belum membuka jalur penerbangan internasional secara langsung.

Insiden tersebut merupakan kecelakaan udara terburuk pertama di China sejak peristiwa jatuhnya pesawat di Yinchun, Provinsi Heilongjiang, pada 2010, seperti dilaporkan media setempat.

Baca Juga: Pesawat Rimbun Air Cargo Dipiloti HA Mirza dan Fajar Jatuh di Distrik Sugapa Intan Jaya Papua

Otoritas penerbangan China pada 19 Februari 2022 merilis bahwa waktu penerbangan sipil yang aman berhasil melampaui 100 juta jam, catatan terbaik dalam sejarah industri penerbangan sipil China.***

Editor: Edward Panggabean

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x