The Ayayay Luncurkan Mini Album Kedua Melaju di Kecepatan Tinggi

- 9 Agustus 2022, 14:18 WIB
The Ayayay Luncurkan Mini Album Kedua Melaju Di Kecepatan Tinggi
The Ayayay Luncurkan Mini Album Kedua Melaju Di Kecepatan Tinggi /

BERITA SUBANG- Setelah mini album pertama Ada Apa Dunia yang dirilis pada 25 April 2022, band asal Jakarta The Ayayay meluncurkan mini album kedua berjudul Melaju Di Kecepatan Tinggi.

Peluncuran album kedua ini dilakukan dalam sebuah pesta konser di FK Bar & Lounge, Jl Juanda No 6, Jakarta Pusat, Sabtu 6 Agustus 2022.

Band yang diawaki Andika Patria (vokal/gitar), Edo Margoevan (bass), Aries Wijaksena (gitar), dan Ahmad Vino (drum) ini menawarkan 5 lagu  terbaru di mini album bertajuk Melaju di Kecepatan Tinggi.

Lima lagu itu adalah Melaju di Kecepatan Tinggi, Jakarta Rock City, What Do You Want, Belaga Gila, dan Surat Buat Bangsat.

Baca Juga: Viral TikTok Bharada E Minta Pertolongan Pubik, Takut Hilang, Pengacara Sebut Hoaks

Andika mengatakan, lagu-lagu di mini album kedua ini bernuansa rock n roll. Lirik di dalam lagu-lagu tersebut bernuansa fenomena sosial yang dilihat dari kacamata personel The Ayayay yang berasal dari kaum pekerja (working class hero).

Single pertama Melaju di Kecepatan Tinggi terinspirasi dari program Street Race Polda Metro Jaya yang digagas Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran.

"Saya membuat Street Race Polda Metro Jaya bukan hanya untuk merangkul komunitas balapan liar, seperti pembalap, bengkel, dan montir. Tapi juga komunitas UMKM dan penggiat seni bisa dirangkul sehingga terbentuk ekosistem yang lebih besar," kata Kapolda dalam video testimoninya.

"Ini terbukti dengan band The Ayayay yang membuat lagu Melaju di Kecepatan Tinggi yang terinspirasi dari street race Polda Metro Jaya. Selamat untuk The Ayayay yang meluncurkan mini album keduanya. Semoga bisa melaju di kecepatan tinggi," lanjut Fadil.

Baca Juga: Kejagung Blokir Rekening dan Sita Aset Perusahaan Apeng di Korupsi Lahan Sawit PT Duta Palma Rp78 T

Sedangkan, single kedua Jakarta Rock City berkisah tentang kehidupan kelas pekerja Jakarta di tengah kerasnya Ibu Kota.

Sementara itu, lagu What Do You Want menceritakan perseteruan atasan dan bawahan di sebuah perusahaan.

Lagu Belaga Gila bercerita kenangan buruk saat ditilang di tengah jalan oleh polisi lalu lintas.

Sementara lagu terakhir, Surat Buat Bangsat, menggambarkan kemarahan The Ayayay terhadap fenomena politik Indonesia. Politik identitas hingga penyebaran berita bohong membuat bangsa ini rawan terjadi perpecahan. The Ayayay sengaja mengeluarkan single ini untuk mencegah hal ini terjadi menjelang pesta demokrasi 2024.

Baca Juga: 7 Orang Meninggal dan 6 Hilang Akibat Hujan Lebat di Seoul

Topik Kelas Pekerja

Blue collar class atau kelas pekerja adalah topik yang diangkat oleh grup band indie beraliran Brit Rock, The Ayayay dalam album mini kedua berjudul Melaju di Kecepatan Tinggi, yang diluncurkan di Jakarta pada 6 Agustus 2022.

Album mini kedua The Ayayay bermaterikan lima lagu, yaitu: Melaju di Kecepatan Tinggi, Jakarta Rock City, What Do You Want, Belaga Gila, dan Surat Buat Bangsat. Sebelumnya, The Ayayay sudah meluncurkan album mini pertama dengan judul Ada Apa Dunia pada 2020.

Beranggotakan empat personel, The Ayayay didirikan pada 2019. Diawali oleh kakak beradik Edo Margorevan (bass) dan Andika Patria (gitar, vokal), keduanya lantas merekrut Ahmad Vino Maulana (drum) dan Aries Wijaksena (gitar). Semula band ini Bernama Pantomim, namun oleh Andika diganti The Ayayay. Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia band itu vakum, namun kondisi tersebut membuat mereka lebih produktif menciptakan lagu.

“Itu nama tidak ada artinya. Biar unik dan beda saja. Saya dapat nama itu juga dari mimpi, karena dalam suatu mimpi saya seperti berteriak yang nggak jelas ay…ay…ay. Saya bilang ke kakak saya Edo, nama itu dipakai saja ketimbang Pantomim. Eh, dia setuju saja,” kata Andika, sang vokalis yang berkacamata.

Baca Juga: Tunjukkan Keberpihakan, Tokoh Agama dan Masyarakat Desak Kapolri Periksa Benny Mamoto

Topik lagu-lagu The Ayayay yang beraroma bahasa kelas pekerja, disebabkan keempat personelnya memang pekerja. Andika adalah manajer di sebuah perusahaan bir, Edo bekerja di bidang teknik, Vino karyawan di perusahaan rokok, sedangkan Aries seorang wartawan yang sehari-hari ngepos di Polda Metro Jaya untuk meliput berita perkotaan.

“Mereka sangat produktif dalam berkarya, terutama dalam dua tahun terakhir saat pandemi. Paling tidak saat ini ada 50 lagu yang dimiliki The Ayayay. Mereka maunya bikin lagu terus, tetapi saya minta agar sedikit menahan diri agar tidak kehabisan ide,” kata Herman Relani, manajer The Ayayay.

The Ayayay Luncurkan Mini Album Kedua Melaju Di Kecepatan Tinggi
The Ayayay Luncurkan Mini Album Kedua Melaju Di Kecepatan Tinggi

Tampil di Kurasi Musik

Sebelum peluncuran album mini Melaju di Kecepatan Tinggi, The Ayayay lebih dahulu tampil dalam acara Kurasi Musik. Ini wadah berisikan empat kurator musik: Ully Dalimunthe, Seno M. Hardjo, Bugi Putranto, dan Salman Aristo. Mereka memberikan saran dan penilaian terhadap band-band atau musisi baru yang berencana meluncurkan album, maupun tampil lebih luas ke publik.

Sejak berdiri 2020, Kurasi Musik telah melakukan kurasi terhadap 200 band dan penyanyi baru di 15 kota di Indonesia. Wadah ini didirikan karena ada permintaan dari beberapa produser rekaman, rumah produksi film dan sinetron, serta musik yang kesulitan mendapatkan talenta-talenta baru untuk mengisi soundtrack, jingle iklan, maupun mengorbitkan band-band baru.

Baca Juga: Hotman Paris Desak Bharada E Bernyali Ungkap Oknum Dibalik Kasus Penembakan Brigadir J

Acara Kurasi Musik digelar sebulan sekali, dan kali ini live performance diadakan di Padepokan Karya, Kemang. The Ayayay menjadi salah satu penampil pada acara kurasi Selasa malam itu.

“Saya merasa lega. Ternyata di Indonesia ada band baru dengan energi yang meledak-ledak, yaitu The Ayayay. Penampilan The Ayayay mampu memberikan semangat kepada para penonton yang menyaksikannya. Saya menyambut baik kehadiran The Ayayay. Nama bandnya juga unik dan sudah menjual,” kata Seno M. Hardjo, mantan Board of Director Yayasan Anugerah Musik Indonesia yang pernah menjadi produser untuk Heidi Yunus, Dian Pramana Poetra, Malyda, dan beberapa pemusik Indonesia lainnya.

Menurut Ully Dalimunthe yang pernah menjadi produser band Naff dan Seventeen, The Ayayay punya warna tersendiri.

“Saya sempat berpikir ini adalah band yang mengusung warna musik punk, karena namanya aneh. Ternyata The Ayayay mampu menyatukan berbagai warna. Dan, hal terpenting adalah The Ayayay mampu menjadi diri sendiri,” kata Ully.

Seperti judul album mini terbaru mereka, The Ayayay siap untuk melaju dalam kecepatan tinggi di jalur musik Indonesia.

Dapatkan berita terkini, informasi terbaru dan kabar terkini dari BeritaSubang.com melalui Google News.

***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah