Riset DBS Ungkap Hal Ini Terkait Transformasi Digital Perusahaan di Indonesia

- 29 Januari 2023, 14:37 WIB
ilustrasi transformasi digital
ilustrasi transformasi digital /BRI/

Tantangan yang kerap dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia ketika divisi keuangan dan treasury bekerja sama untuk bertransformasi digital adalah perbedaan pengukuran kesuksesan (49%) dan kesulitan pengaksesan data (43%). Perusahaan-perusahaan tersebut menyatakan Cloud (49%), analisa tingkat lanjut atau advanced analytics (46%), dan Application Programming Interface atau API (44%) adalah teknologi digital dan pembayaran terpenting untuk mewujudkan transformasi digital dalam divisi keuangan dan treasury.

Dalam lingkup treasury, responden memprioritaskan pelaporan keuangan (46%) sebagai aspek utama dalam digitalisasi. Selain itu, terdapat investasi (38%), pengadaan atau procurement (33%), manajemen modal kerja (26%), pengelolaan uang tunai dan likuiditas (23%), dan manajemen risiko (23%). Ketika berkolaborasi dengan pihak eksternal untuk mengembangkan inovasi perbankan dan transformasi digital, lebih dari setengah responden memilih untuk bekerja sama dengan bank (54%), diikuti oleh fintech (21%), konsultan (8%), dan kombinasi dari ketiganya (18%).

Baca Juga: Soal Gibran Digadang gadang Jadi Cagub, Hasto Beri Pernyataan Begini

Untuk membantu bisnis-bisnis mencapai tujuan komersialnya, sales dan marketing (36%) merupakan area yang paling dibutuhkan dalam transformasi digital, diikuti dengan keuangan/treasury (25%), sedangkan human resources atau HR berada pada posisi paling bawah (3%). 

Group Head of Institutional Banking, DBS Tan Su Shan mengatakan, dengan akselerasi adopsi digital di era pasca-pandemi, fungsi treasury dan komersial seyogyanya berkolaborasi dan beradaptasi dengan cara kerja baru yang meliputi penggunaan analisa data, artificial intelligence (AI), dan bahkan platform-platform blockchain agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

“Cara bekerja yang baru ini membutuhkan pergeseran pola pikir secara kultural di mana para pemilik bisnis dan divisi treasury terbuka untuk memanfaatkan perangkat yang machine-driven dalam membuat prediksi, tes parameter risiko dan stres, atau membuat keputusan yang lebih baik,” imbuhnya.

Baca Juga: Raibnya Minyakita di Pasaran di Jabar, Bikin Harga Migor Melonjak

Tan Su Shan menambahkan bahwa transformasi digital merupakan perjalanan yang berkesinambungan bagi seluruh organisasi yang berani mengambil risiko, “Setiap divisi perlu memiliki visi yang jelas, selaras, dan strategis. Untuk mencapai hasil yang maksimal, mereka juga harus berlapang dada menerima kegagalan, belajar dari kesalahan, dan senantiasa memperbaiki diri.”

Indonesia turut mengambil langkah-langkah untuk mencapai transformasi digital. Oleh karena itu, pendekatan customer-centric dan inovasi yang radikal semakin penting untuk mengakselerasi transformasi digital. ***

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x