Dapatkah Indonesia Mengurangi Sampah Plastik ke Laut? Ekonomi Sirkular Dipandang Menjadi Solusi

- 10 November 2022, 15:33 WIB
Seorang anak mencari sampah plastik  yang berserakan di Pantai Kampung Makassar Timur, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (20/10/2022). Gelombang tinggi yang terjadi di perairan Ternate sejak sepekan terakhir mengakibatkan sampah plastik terbawa gelombang sehingga menumpuk di sekitar pesisir pantai tersebut. ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/nym.
Seorang anak mencari sampah plastik yang berserakan di Pantai Kampung Makassar Timur, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (20/10/2022). Gelombang tinggi yang terjadi di perairan Ternate sejak sepekan terakhir mengakibatkan sampah plastik terbawa gelombang sehingga menumpuk di sekitar pesisir pantai tersebut. ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/nym. /ANDRI SAPUTRA/ANTARA FOTO

Ekonomi sirkular, dalam pembahasan di buku  The Future is Circular, tak hanya membahas pengelolaan limbah melalui praktik daur ulang, tetapi juga tentang efisiensi sumber daya, dan serangkaian intervensi di seluruh rantai pasok.

Buku The Future is Circular menjelaskan konsep ekonomi sirkular dan ada 36 proyek dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha dan LSM, bagaimana ekonomi sirkular dapat menggantikan ekonomi linear atau konsep ‘ambil-pakai-buang’.

“Kami ingin memulai gerakan ekonomi sirkular untuk pembangunan Indonesia ke depan, dimulai dengan pemahaman yang sama di antara kita semua, dimulai dari kementerian/lembaga, perwakilan usaha, media," kata Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam saat peluncuran buku The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022 lalu.

"Harapannya, saat kita mengatakan ekonomi sirkular, yang dibahas itu sama. Kami sudah melakukan studi di Bandung dengan UNDP dan Denmark, kalau ekonomi sirkular diimplementasikan, memiliki manfaat sangat banyak bagi Indonesia.”

Manfaat ekonomi

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh inisiator buku tersebut, secara akumulatif, manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang diperoleh dari 36 inisiatif yang sudah dijalankan dapat mencapai pengurangan emisi lebih dari 1,4 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e), penghematan energi lebih dari 4,8 juta megawatt hour, penurunan konsumsi air lebih dari 252 ribu miliar meter kubik.

Selain itu, inisiatif tersebut diklaim dapat memberi penghematan biaya operasional lebih dari Rp431,9 miliar, penciptaan lapangan pekerjaan bagi 14.270 pekerja, dan yang terpenting, pengurangan sampah lebih dari 827 ribu ton.

Menurut sebuah program bersama antara Bappenas, UNDP, Kedutaan Denmark, penerapan ekonomi sirkular di Indonesia diarahkan untuk fokus ke lima sektor, yakni sektor makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, dan sektor elektronik, karena berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto.

Ditargetkan, penerapan ekonomi sirkular pada kelima sektor tersebut dapat mendongkrak PDB sebesar Rp593-638 triliun pada 2030, dan menciptakan 4,4 juta pekerjaan dengan 75 persen di antaranya diperuntukkan bagi perempuan.

Penerapan ekonomi sirkular di lima sektor ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2e sebesar 126 juta ton dan penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik di 2030.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah