Bahana: Surplus Neraca Perdagangan RI Perkuat Perekonomian Indonesia dan Kepercayaan Investor Asing

- 27 Oktober 2021, 14:16 WIB
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 26 Oktober 2021
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 26 Oktober 2021 /Antara Foto/Aditya Pradana Putra/

Supply risk SBN diharapkan menurun sehingga memungkinkan yield SBN tetap menarik ditengah risiko tren yield obligasi berbagai negara yang cenderung naik.

Baca Juga: Cara Dapat Intensif Rp3,55 Juta, Hari Terakhir Daftar Kartu Prakerja Gelombang 22 Lewat Hanphone

Membaiknya IDR currency risk dan SBN supply risk diatas melandasi optimisme capital inflow dana asing kembali menuju pasar modal Indonesia. Selama Januari hingga September 2021, dana asing masuk di pasar regular bursa saham Indonesia telah mencapai Rp 40 triliun.

Bahkan seminggu terakhir saja mencapai Rp 4 triliun. Hal ini menandakan confident level investor global terhadap perekonomian Indonesia cukup tinggi.

Tingkat kepercayaan investor asing kepada bursa saham nasional menunjukkan membaiknya trade surplus yang didorong oleh tingginya harga komoditas unggulan dipercaya akan meningkatkan kinerja keuangan banyak perusahaan yang memiliki fokus di perdagangan komoditas.

Mengingat eksposur komoditas unggulan seperti CPO, batubara dan nikel cukup besar pada kinerja ekspor nasional.

"Kita harus belajar untuk mengindari kekeliruan setelah super-cycle commodity booming 2000-2012 ketika penguatan daya beli masyarakat yang ditopang kenaikan harga komoditas ekspor ternyata berakhir dengan memburuknya defisit neraca berjalan.

Sebab bersamaan dengan trend eksternal penguatan dollar, memburuknya defisit neraca berjaln adalah faktor eksternal yang memicu memperlemah rupiah yang menakutkan investor asing dan memaksa Indonesia terus berutang.

Hal tersebut terjadi karena kita boros tidak memanfaatkan kenaikan pendapatan untuk hal yang produktif dan inklusif seperti yang pernah dilakukan administrasi Presiden ke-2 RI Soeharto saat mengalami Oil Bonanza pada periode 1970an.

Setidaknya hingga kuartal I 2022, tren kenaikan harga komoditas unggulan kita diprediksi masih akan berlanjut terutama bagi komoditas batubara dan sumber energi lain.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x