Pidato Presiden Jokowi Jelang HUT ke-76 RI : Ekonomi Diperkirakan Tumbuh 5,0-5,5 Persen pada 2022

- 16 Agustus 2021, 12:36 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/Sopian/Pool/wpa/aww.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/Sopian/Pool/wpa/aww. /SOPIAN/ANTARA FOTO

BERITA SUBANG - Presiden Joko Widodo hari ini menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2021 adalah tradisi di Indonesia menjelang setiap perayaan Dirgahayu Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.

Seperti dikutip dari naskah teks pidato presiden, Jokowi menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan di tahun 2022, Indonesia masih akan dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi.

"Kita juga harus bersiap menghadapi tantangan global lainnya, seperti ancaman perubahan iklim, peningkatan dinamika geopolitik, serta pemulihan ekonomi global yang tidak merata," kata Jokowi di depan anggota DPR.

Jokowi mengatakan APBN tahun 2022 "harus antisipatif, responsif, dan fleksibel merespons ketidakpastian," namun tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian.

APBN, kata Jokowi, berperan sentral untuk melindungi keselamatan masyarakat dan sekaligus sebagai motor pengungkit pemulihan ekonomi.

"Sejak awal pandemi, kita telah menggunakan APBN sebagai perangkat kontra-siklus atau countercyclical, mengatur keseimbangan rem dan gas, mengendalikan penyebaran Covid-19, melindungi masyarakat rentan, dan sekaligus mendorong kelangsungan dunia usaha," kata Jokowi.

Jokowi mengklaim strategi pemerintah membuahkan hasil, dengan mesin pertumbuhan yang tertahan di awal pandemi sudah mulai bergerak. Angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan di kuartal kedua 2021, perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen dengan tingkat inflasi yang terkendali di angka 1,52 persen (YoY).

"Capaian ini harus terus dijaga momentumnya. Reformasi struktural harus terus diperkuat. UU Cipta Kerja, Lembaga Pengelola Investasi, dan Sistem OSS Berbasis Risiko adalah lompatan kemajuan yang dampaknya bukan hanya pada peningkatan produktivitas, daya saing investasi dan ekspor, tapi juga pada penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan
pemulihan ekonomi yang berkelanjutan," demikian kata Jokowi.

Halaman:

Editor: Muhamad Al Azhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x