KLHK Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Tesso Nilo

- 29 Maret 2021, 14:54 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) secara masif di seluruh wilayah Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) secara masif di seluruh wilayah Indonesia /Humas KLHK/

 perubaaBaca Juga: Menteri LHK Nilai Penting Kerjasama Indonesia-Belanda dalam Agenda Adaptasi Perubahan Iklim

Pemberdayaan masyarakat menjadi mainstream utama pelaksanaan RHL se Indonesia, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga pemeliharaan. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya di BPDASHL Indragiri Rokan juga dilaksanakan dalam bentuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) 25 unit, Kebun Bibit Desa (KBD) 2 unit, Dam Penahan 10 unit, Gully Plug 80 unit, dan ketersediaan bibit di persemaian permanen sebanyak 750.000 batang.

Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga yang warganya ikut kegiatan RHL di TNTN Riau, Rosi Khairuslamet mengaku program RHL sangat menyentuh dan memberdayakan masyarakat sehingga mendatangkan manfaat ekonomi. Perputaran ekonomi dari kegiatan RHL bisa mencapai Rp170 juta/minggu.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) secara masif di seluruh wilayah Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) secara masif di seluruh wilayah Indonesia

''Sejak adanya RHL, pandangan masyarakat jadi berubah, dari yang tadinya hanya menanam sawit jadi sadar ingin menanam jengkol, petai, dan tanaman produktif lainnya. Dengan begini masyarakat akan menjaga kawasan hutan dan lahan,'' kata Rosi.

Sementara itu Wali Nagari Aia Luo, Payung Sekaki, Kab.Solok, H.Maila, B.A mengucapkan terimakasih atas program BPDASHL Indragiri Rokan KLHK di kampung mereka. Ia mengatakan awalnya program RHL ini sempat ditolak sekelompok masyarakat, karena kekhawatiran keberadaan tanah ulayat akan diganggu.

 Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Komunitas Internasional Perlu Lipatgandakan Pendanaan untuk Perubahan Iklim di RI

''Sekarang yang menolak jadi menyesal, karena ternyata program RHL ini benar-benar mensejahterakan masyarakat dan memperbaiki lingkungan sekitar. Bilamana program ini ada lagi kelanjutannya ke depan, kami siap membantu pemerintah bersama-sama merehabilitasi lahan yang ada,'' kata Maila.

Secara nasional pemulihan dengan penanaman pohon melalui kegiatan RHL tahun 2015-2020 telah menjangkau total Luas penanaman 574.556 ha (ditambah penanaman mangrove seluas 18.704 Ha) dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 658.980.085 batang (ditambah 74.788.914 batang /propagul). Adapun penyerapan tenaga kerja sebanyak 22.982.240 (ditambah 1.727.549 Hari Orang Kerja/HOK mangrove).

Untuk kegiatan RHL tahun 2021, target penanaman seluas 48.875 ha dan target pemeliharaan seluas 215.950 ha. Penyediaan bibit untuk 2021 sebanyak 136.000.000 batang dari 57 unit Persemaian Permanen, 973 unit Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan 135 unit Kebun Bibit Desa (KBD).

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah