BSSN: Sinergitas Pemangku Kepentingan di Sektor ICT Penting untuk Lawan Maraknya Peretasan dan Kebocoran Data

21 November 2021, 18:08 WIB
Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menyelenggarakan kegiatan Profiling Keamanan Siber Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). /Dok. BSSN/

BERITA SUBANG - Maraknya kasus peretasan, pencurian, maupun kebocoran data di berbagai institusi, baik negara maupun swasta, menjadi catatan penting yang digaris bawahi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), yang mengajak pemangku kepentingan di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk bersinergi melawan kerawanan siber.

Terkait hal ini, Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menyelenggarakan kegiatan Profiling Keamanan Siber Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Savero Hotel Depok, Rabu 17 November 2021.

Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi BSSN Retno Artinah Suryandari.

Dalam kesempatan tersebut Retno mengungkapkan bahwa marak terjadi peretasan, pencurian maupun kebocoran data di berbagai institusi.

Berdasarkan data hasil monitoring Pusopskamsinas BSSN sepanjang tahun 2020 tercatat 495.337.202 anomali traffic dan sampai Oktober 2021 ada 1.191.320.498 serangan siber.

"Diperlukan pengamanan aplikasi dan sistem elektronik yang memproses data serangan tersebut. Dibutuhkan juga penguatan perlindungan keamanan siber khususnya di sektor Infrastruktur Informasi Vital (IIV) sektor TIK," ungkap Retno, dalam pernyataan tertulis yang disiapkan oleh Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN.

Retno mengatakan penguatan kemampuan identifikasi dan deteksi salah satunya dilakukan melalui kegiatan diskusi profiling keamanan siber yang merupakan langkah awal dalam pencegahan serangan dan ancaman siber.

"Dibutuhkan sinergitas seluruh pelaku sektor TIK dengan BSSN dalam melakukan pemetaan profiling kemanan siber pada proses bisnis dan layanan yang dimiliki," kata Retno.

"Begitu juga dengan pemangku kepentingan keamanan siber lain seperti instansi pengawas dan pengatur sektor, asosiasi, praktisi, akademisi serta penyelenggara sistem elektronik di sektor TIK harus turut berpartisipasi.”

Retno berharap melalui kegiatan semacam ini, kesadaran semua pemangku kepentingan di sektor TIK untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan BSSN dapat ditingkatkan, untuk mewujudkan security awareness dan security mindness sebagai bagian dari budaya dalam mengelola resiko keamanan siber, khususnya di sektor TIK.

Kegiatan tersebut diikuti perwakilan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Perkumpulan Auditor TIK Indonesia (PASTIKINDO), Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia (ASPILUKI), Ikatan Ahli Informatika (IAII), Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia (IASII), ISACA Indonesia, Asosiasi Fungsional Sandiman (AFSI), Relawan TIK Indonesia, serta Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS).

Dibagi menjadi dua sesi, pada sesi pertama Sandiman Madya BSSN Nur Achmadi, Tenaga Ahli Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kemenkominfo Mariam F. Barat, Anggota Dewan Pengurus Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia Chandra Yulistia CISA CISM tampil mengisi materi.

Di sesi kedua, praktisi kriptografi Abraham Ferdinand, Chapter Secretary ISACA Indonesia Richi Aktorian, serta Deputi Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi dan Teknologi PANDI Muhammad Fauzi tampil memberikan materi terkait keahlian yang dimiliki.

***

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: BSSN

Tags

Terkini

Terpopuler