Kasus Subang, Ini Catatan Kejadian-kejadian di Luar Nalar, Siapa Dibuat Bingung dan Pusing?

- 17 Februari 2022, 09:32 WIB
Sejumlah warga menelusuri lahan kosong di belakang TKP kasus Subang untuk mencari barang bukti
Sejumlah warga menelusuri lahan kosong di belakang TKP kasus Subang untuk mencari barang bukti /Youtube Misteri Mbak Suci/

 

BERITA SUBANG - Kasus pembunuhan Tuti Suhartini 55 dan Amalia Mustika Ratu 23 di Dusun Ciseuti Jalancagak Kabupaten Subang Jawa Barat masih menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Pasalnya, pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang terjadi pada Rabu 18 Agustus 2021 lalu itu, hingga kini belum juga terungkap.

Untuk mengungkap kasus ini, hingga bulan Februari 2022, Penyidik Polda Jabar telah memeriksa 100-an orang saksi termasuk kerabat korban dan saksi ahli.

Sketsa wajah terduga pelaku pun telah disebar ke seluruh kantor Polisi mulai dari Polsek hingga Polda di seluruh Indonesia.

Lamanya pengungkapan kasus Subang ini memunculkan banyak persepsi di masyarakat.

Mungkinkah hal Supranatural dilibatkan dalam kasus ini, sehingga perkara ini sulit terungkap?

Youtuber Mbak Suci baru-baru ini menceritakan pengalaman yang dialaminya saat membantu pengungkapan kasus pembunuhan Tuti dan Amel di Subang ini.

Menurut Mbak Suci ada hal-hal di luar nalar yang dialaminya bersama sejumlah warga Ciseuti, saat mencari barang bukti kasus Subang di kebun bagian belakang TKP.

Hal ini dikemukakan wanita tersebut dalam kanal Youtube pribadinya @ Misteri Mbak Suci dengan judul “Kasus Subang || Siapa Bilang Tidak Ada Campur Tangan Dukun!?, yang diunggah pada Senin, 14 Februari 2022.

Diungkapkannya, saat pertama kali datang ke Subang bersama tim, mereka langsung ke rumah uwa Lilis kerabat korban. Di situ juga hadir sepupu korban, Danu.

“Waktu itu niat awal kami untuk membantu kasus ini sesuai kapasitas atau kemampuan kami yakni ikut mencari barang bukti di belakang rumah TKP,” tutur Mbak Suci.

Alasannya mencari barang bukti di lahan kebun di belakang TKP kasus Subang, karena sebelumya mereka mendeteksi ada ponsel korban yang tergeletak di rerumputan.

Setelah ngobrol dengan keluarga korban dan Kepala Desa Indra Zainal yang juga kerabat korban, dan kemudian melakukan ziarah ke makam kedua korban, mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan pencarian mulai jam 9 malam.

Kejadian-kejadian diluar nalar Pencarian dimulai sekitar jam 21.30 malam dibantu sejumlah warga Ciseuti termasuk pak RT.

Sebelum melakukan pencarian, mereka berdoa meminta perlindungan dan kelancaran.

Mbak Suci memaparkan, saat masuk ke lahan kebun di belakang TKP di luar garis polisi, mereka sudah mengalami hal-hal di luar nalar.

Tiba-tiba ada suara jatuh, padahal menurut Mbak Suci di sekitar situ tidak ada pohon berbuah besar.

"Untuk mengurangi ketegangan Pak RT mengikuti pencarian bilang itu buah nangka yang jatuh," tutur Mbak Suci

Mbak Suci mengungkapkan semua orang yang ikut melakukan pencarian di malam pertama tersebut terkena gendam.

“Semuanya kena gendam, semua dibuat  bingung dan pusing. Padahal, sebelumnya kita putuskan pencarian bareng-bareng tidak mencar. Ternyata diluar dugaan semua mencar ke mana-mana,” paparnya, seperti dikutip Deskjabar pada artikel berjudul 'KASUS SUBANG Ada Campur Tangan Dukun, Inilah Kesaksian Mbak Suci Saat Pencarian Barang Bukti'

Setelah waktu mendekati subuh akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan pencarian dan akan dilanjutkan hari kemudian.

“Saat dilanjutkan besoknya kita cari lagi di belakang TKP dan sempat hujan. Sempat hopeless, dan meminta pak RT sewa petugas untuk memotong rumput dan pak Ujang babatin rumput,” paparnya.

Pencarian hari itu juga berakhir nihil untuk mencari barang bukti terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dan untuk sementara stop karena keesokan harinya Mbak Suci harus kembali ke Jakarta.

Sekitar 40 hari kemudian, mbak Suci bersama krunya kembali ke Subang dan bertemu petugas dari tim penidik kasus Subang.

Mbak Suci bersama kru dan dibantu sejumlah warga Ciseuti kemudian melanjutkan pencarian barang bukti kasus Subang di kawasan yang agak jauh dari TKP.

Dari pencarian itu, menurut Mbak Suci, mereka menemukan sepotong kayu namun itu tidak dipublish dan simpan untuk disinkronkan.

Namun, saat pencarian hari itu, semua orang termasuk Mbak Suci merasakan tanah bergelombang dan sejumlah warga yang ikut pencarian mengalami gatal-gatal termasuk pak RT.

“Menurut warga biasanya kalau gatal kena ulat dengan pake daun tertentu bisa hilang. Namun ini tidak sembuh-sembuh,” ujarnya.

Bahkan saat pencarian, ada dua perempuan yang ikut melakukan pencarian, mengalami kesurupan. Seorang warga laki-laki yang mencoba mendekat keduanya terpental ke belakang beberapa meter.

Mbak Suci mengatakan, tidak ada maksud apapun atau menakut-nakuti masyarakat sehingga dia menceritakan hal itu.

“Saya juga termasuk orang yang tidak percaya akan hal-hal seperti itu. Kita juga tidak bisa menjadikan hal-hal goib sebagai pengangan. Bisa saja salah-salah,” ujar Mbak Suci.

Dalam kesempatan ini Mbak Suci juga menolak tuduhan bahwa dirinya hanya berpihak pada satu kubu tertentu saja di kasus Subang.

“Saya ini sebagai media tidak berpihak ke kubu manapun. Sebagai media saya harus bersifat netral. Saya tidak membuat analisa-analisa, dan hanya betemu dan mewawancari nara sumber,” ujar Mbak Suci.

*** (Desk Jabar/Dendi Sundayana)

 

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah