BERITA SUBANG - Data-data yang disebar Bjorka dan diklaim sebagai hasil peretasan di situs-situs pemerintah ternyata merupakan data –data yang dibeli dark web.
Dark web diketahui merupakan pasar gelap internet atau yang menjual beragam data-data hasil peretasan secara terbuka.
Hal itu diungkapkan Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy.
Baca Juga: Menag dan HKBP Maranatha Digugat, PB Al Khairiyah:Cilegon Lebih Baik Tanpa Gereja
Gildas Deograt memastikan, 1,3 miliar data kartu SIM yang dibocorkan Bjorka itu bukan hasil kerja kerasnya meretas sendiri.
Bjorka membeli data tersebut di pasar gelap internet atau dark web yang menjual beragam data-data hasil peretasan.
"Untuk kasus yang 1,3 miliar data, dia (Bjorka) juga beli dari yang lain, Saya sudah menelusuri itu," ujar Gildas dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier, Rabu 14 September 2022.
Baca Juga: Punya Elektabilitas Buruk, Reputasi PDI-P Bakal Hancur Jika Tunjuk Puan Capres 2024
Gildas Deograt menjelaskan, biasanya orang yang meretas data tidak akan membongkarnya kepada publik, tetapi menjualnya di dark web.