Elektabilitas Airlangga Rendah, Pengamat: Partai Golkar Harus Berani Koreksi, Mungkinkah Munaslub?

- 29 Maret 2022, 17:52 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi istri Yanti Airlangga meninjau langsung gelaran Bazzar Perempuan Golkar di arel terbuka kantor DPP Golkar.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi istri Yanti Airlangga meninjau langsung gelaran Bazzar Perempuan Golkar di arel terbuka kantor DPP Golkar. /DPP Golkar

BERITA SUBANG - Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (munaslub) bisa saja terjadi di tubuh Partai Golkar apabila didalam partai itu para elitnya tidak bersatu, mengingat elektabilitas sang Ketua Umum Airlangga Hartarto turun diduga terkait pernyataannya yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai munaslub Partai Golkar kemungkinan sangat kecil terjadi, lantaran ada dua kekuatan, gerbong Airlangga Hartarto (AHA) dan Bambang Soesatyo (Bamsoet), kemudian sebagai buffering nya adalah Luhut Binsar Panjaitan (LBP).

Baca Juga: Rotasi Fraksi Golkar di DPR Preferensi Ketum, Akankah Terjadi Munaslub ? Poempida: Saya Dengar Begitu

"Saya lihat Munaslub Golkar kecil kemungkinannya karena posisi pak Airlangga Hartarto kuat, karena komprominya antara gerbong Airlangga dan Bamsoet, sejauh ini buffernya pak LBP sendiri, bisa buffering antara kekuatan barisan AHA dengan Bamsoet, sehingga sejauh Pak AHA, Bamsoet dan LBP bisa konsolidasi, jadi kemungkinan kecil (munaslub)," kata Ari Nurcahyo dalam keterangannya kepada Jakartadaily.id (grup mediusnews.com), Jakarta, Selasa 29 Maret 2022.

Meski kata dia elektabilitas Golkar saat ini turun, namun hal itu dapat di evaluasi, terutama ketum partai tersebut dengan elektabilitas partai.

"Soal elektabilitas, pelan-pelan Golkar harus bisa mengevaluasi bagaimana hubungan antara Ketum dan elektabilitas partai," tuturnya.

Baca Juga: Airlangga Hartarto : Golkar Harus Persiapkan Kemenangan Sejak Awal

Memang, kata dia pada titik tertentu kalau memang elektabilitas Airlangga Hartarto tidak bisa terdongkrak alias rendah, tentu harus ada evaluasi namun bukan dalam tatanan munaslub, melainkan rapat kerja (raker).

"Mungkin bukan munaslub, tapi raker untuk bisa mengevaluasi keputusan munas agar Golkar untuk cepat mendorong siapa Capres yang diusung, sehingga coctail effect, sehingga semakin cepat, cocktail effect, siapa capres yang dia dukung, itu akan signifikan untuk menaikkan elektabilitas partai," ujarnya.

Dia menjelaskan, mungkin ada kemandekan atau perlambatan elektabilitas partai adalah karena elektablitas pak AHA yang ngangkatnya lambat, perlu ada evaluasi, mungkin akhir tahun ini atau akhir tahun depan, ketika tahapan pemilu sudah dimulai.

Baca Juga: Golkar Siap Akomodasi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

"Ketika elektabilitas Pak AHA tidak mengangkat, harus berani melakukan sebuah koreksi bersama di pimpinan Golkar untuk merevisi hasil munas supaya siapa nih, atau bagaimana komunikasi Pak AHA supaya AHA bisa menarik elektabilitas Golkar. Jangan malah saling membebani, antara elektabilitas partai dan ketumnya," tutur dia.

Seyogyanya kata dia, harus saling menguatkan, agar lurus atau linear, pasalnya Golkar cenderung stabil, tapi turun disalip oleh Demokrat. Dia berasumsi apakah ini karena figur Airlangga Hartarto. Namun semua itu perlu penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Partai Golkar Usung Airlangga Hartarto Sebagai Capres Tunggal 2024

"Kalau di PDIP diuntungkan oleh sosok Ganjar, dan Puan, meski masih perang dingin sekarang, tapi kan itu masih ke PDIP, sehingga faktor partai dan figur masih linear," tandas dia.***

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah