PBNU : Kalau Tak Suka Agamanya Dinista, Napoleon Harusnya Berdakwah Bukan Memukul

- 21 September 2021, 19:47 WIB
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud. /ANTARA/Muhammad Zulfikar

BERITA SUBANG - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud menyesalkan dan tidak membenarkan tindakan Napoleon Bonaparte yang menganiaya Muhammad Kece dengan alasan membela agama.

Menurut Marsudi Syuhud, jika Napoleon tak suka Muhammad Kece menista agama, seharusnya Napoleon berdakwah bukan memukul. Pendekatan Islam bukanlah pendekatan kekerasan, namun, pendekatan dakwah dengan cara damai

"Alasan apapun , kalau itu untuk berbuat kekerasan terhadap orang lain, hal itu tidak dibenarkan. Agama sifatnya hidayah dari Allah. Maka pendekatannya dengan dakwah, bukan dengan kekerasan. Kalau (perbuatan) alasan agama, pendekatan dengan dakwah, bukan dengan kekerasan," kata Marsudi Syuhud, Senin 20 September 2021.

Baca Juga: Polri Benarkan Mantan Panglima Laskar FPI Maman Suryadi Bantu Napoleon Bonaparte Aniaya Kece

"Jika ada orang yang berbuat salah dan melenceng dari agama, maka seharusnya tidak boleh dikasari, justru didakwahi, diajarkan, karena agama itu hidayah," katanya.

Muhammad Kece dianiaya oleh sesama tahanan di rutan Bareskrim Polri. Pelaku penganiayaan merupakan terpidana kasus Suap Djoko Tjandra yakni Napoleon Bonaparte. Dalam surat terbuka yang dibagikan oleh kuasa hukumnya, Haposan Batubara, terdakwa kasus suap itu mengakui perbuatannya.

Dalam suratnya itu, dia mengaku sebagai seorang muslim dan lahir dari seorang muslim. Napoleon yang telah divonis 4 tahun karena korupsi itu, mengaku dibesarkan dalam ketaatan beragama.

Karena dasar agama tersebut, Irjen Napoleon tidak mau agamanya dihina. Dia pun menyebut siap menjalani konsekuensi dari tindakannya tersebut.***

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah