Februari, KNKT Umumkan Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182

- 19 Januari 2021, 10:50 WIB
Sebuah pesawat udara patroli maritim CN-235 milik Puspenerbal melintas di atas sejumlah tim SAR gabungan yang melakukan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Tim SAR gabungan pada hari keenam kembali melakukan pencarian dari puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan tujuan Jakarta-Pontianak yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (9/1/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Sebuah pesawat udara patroli maritim CN-235 milik Puspenerbal melintas di atas sejumlah tim SAR gabungan yang melakukan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Tim SAR gabungan pada hari keenam kembali melakukan pencarian dari puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan tujuan Jakarta-Pontianak yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (9/1/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc. /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

BERITA SUBANG- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan mengumumkan laporan awal (preliminary report) hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ pada Februari 2021 mendatang atau 30 hari setelah kecelakaan.

“Kami berharap 30 hari setelah kecelakaan dapat memberikan laporan awal dan apabila nanti dipublikasikan, kami akan menyampaikan kepada masyarakat luas,” kata Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 19 Januari 2021.

Nurcahyo mengatakan pada Minggu 18 Januari 2021 pihaknya melakukan investigasi bersama tim dari Amerika Serikat berjumlah 11 orang, yakni empat orang dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), empat orang dari Boeing, dua orang dari Federal Aviation Administration (FAA) dan satu orang dari General Electric sebagai pembuat mesin pesawat.

“Hal ini sesuai dengan ketentuan ICAO Annex 13 dimana negara pembuat desain pesawat berhak berpartisipasi dalam investigasi. Dalam investigasi kali ini juga dua investigator TSIB Singapura dalam hal ini partisipasi dalam sesuai dengan kerja sama negara-negara ASEAN,” katanya.

Baca Juga: Satu Nyawa Melayang Setiap Delapan Detik Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia

Nurcahyo menuturkan pihaknya juga sudah mengunduh seluruh data kotak hitam, yakni Flight Data Recorder (FDR).

“Kami juga sudah mengunduh data FDR dan kami sampaikan data FDR sudah bisa kami dapatkan. Sudah berhasil diunduh dengan total 370 parameter, 27 jam atau 18 penerbangan termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan,” katanya.

Namun demikian, data tersebut masih akan didalami lagi dan sampai saat ini belum bisa membagi atau mempublikasikan.

“Dari data yg diperoleh kami mendapatkan beberapa petunjuk untuk didalami lebih lanjut untuk data yang kami perlukan untuk keperluan investigasi dan kami juga kami sangat mengharapkan dapat ditemukan CVR untuk mendukung data yang kami peroleh dari FDR,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x