Doni Monardo : Angka kesembuhan Covid-19 Indonesia Naik Signifikan

18 November 2020, 18:18 WIB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran /BNPB

BERITA SUBANG - Hingga 17 November 2020, kasus aktif covid-19 berada pada posisi 12,74 %, bahkan sempat berada pada posisi terendah yaitu 11,82 %, namun meningkat setelah libur panjang dimana ada penambahan kasus harian.

"Angka kesembuhan juga meningkat signifikan. Sekarang pada posisi 84,02 %, ada kenaikan 5,17 % selama kurang lebih sebulan terakhir. Walaupun beberapa hari sebelumnya angka kesembuhan lebih tinggi dari angka saat ini," kata Kepala BNPB yang juga Kepala Satgas Covid-19 Doni Monardo dalam rapat Komisi II DPR, Rabu (18/11/2020).

Menurut Doni, angka kematian bulanan juga menurun. Pada awal covid mencapai 9,8 %, sekarang jadi 3,24 %. Namun angka ini masih di atas angka global. Untuk kasus harian, di berbagai negara global lebih tinggi dibanding Indonesia. Ada negara yang mencapai 100. 000 kasus perhari.

Salah satu keberhasilan itu kaena Presiden Jokowi menugaskan sejumlah Menko, Kemkes dan Satgas untuk mengambil langkah terpadu, khususnya di 10 provinsi prioritas. Dan hari ini angkanya menurun sangat mencolok.

Baca Juga: Muslim Pro: Soal Jual Data ke Militer AS 'Sepenuhnya Tidak Benar'

"Kalau kita bandingkan dengan global yang awalnya kita di bawah global, sekarang kita meningkat. Selisihnya 14 %. Ini kerja keras semua komponen dan pimpinan di daerah sehingga bisa kendalikan lebih baik lagi," katanya.

Angka kematian di Indonesia adalah 15.393 orang, berbanding angka global lebih dari 1,3 juta orang.

Untuk Jakarta sebagai ibu kota negara, Doni menjelaskan sempat mengalami penurunan di Wisma Atlet pada awal November. Pada kasus Juli-September, puncaknya sampai 90 % ruang isolasi terisi. Setelah instruksi presiden dilaksanakan, penurunan terjadi. Namun belakangan, ada peningkatan setelah libur panjang.

"Tapi ini jauh lebih baik dan terkendali daripada akhir Juli atau Agustus lalu," katanya.

Soal peta zonasi risiko ada 28 kabupaten/kota resiko tinggi, 345 sedang, 121 rendah, dan yang belum terdampak ada 10 kabupaten/kota.

Untuk peta resiko zona pilkada, ada 17 yang tinggi, 215 sedang, 67 rendah, 6 tidak ada kasus baru, dan 4 tidak terdampak.

"Masih ada 6 kabupaten kota tidak ada kasus baru padahal mereka menggelar pilkada. Pada awalnya saat rencana pilkada, banyak yang keberatan. Tapi alhamdulillah publik memberikan kepercayaan dan kepercayaan itu bisa kita buktikan. Mudah-mudahan kita semua mampu tahan diri, bisa kendalikan dengan baik, bisa ajak semuanya patuh pada protokol kesehatan," kata dia. (***)

 

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler