Menko PMK: Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan 130 Orang, 19 Jenazah Belum Terindentifikas

2 Oktober 2022, 15:42 WIB
Menko PMK Muhajir menyebutkan jumlah korban saat ini 130 Orang /Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO

 

BERITA SUBANG- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendi menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berjumlah 130 orang.

“Total ada 130 korban meninggal dunia,” kata Menko Muhadjir di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 2 Oktober 2022.

Hanya saja, Menko Muhadjir menyebut, hingga saat ini ada kurang lebih 19 jenazah yang masih belum teridentifikasi dan berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang.

Baca Juga: Ulah Barbar Suporter Arema FC Telan Korban 127 Orang Meninggal, 180 Luka dan Puluhan Mobil Dibakar

Sementara untuk jenazah lainnya, sudah diambil oleh masing-masing keluarga.

Menurut Menko Muhadjir, jika masyarakat ada yang merasa kehilangan keluarga saat menyaksikan laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, pada sabtu 1 Oktober 2022 malam, diharapkan bisa langsung mendatangi ke RSUD Saiful Anwar.

“Kalau ada keluarga yang merasa kehilangan, terutama keluarganya yang Aremania, itu segera melakukan pengecekan di Saiful Anwar. Ada 19 orang yang belum teridentifikasi,” kata dia.

 Baca Juga: Ulah Barbar Suporter Arema FC Telan Korban 127 Orang Meninggal, 180 Luka dan Puluhan Mobil Dibakar

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

 Baca Juga: GBI Ingatkan Pendeta Gilbert Lumoindong Fokus Pada Pemberitaan Firman Tuhan

Menurut polisi, ditembakannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.***

Editor: Tommy MI Pardede

Tags

Terkini

Terpopuler