BNPB Minta Masyarakat Waspada, Bencana Hidrometeorologi Masih Menghantui

1 Mei 2021, 23:47 WIB
Bencana tanah lonsor di Sumedang , tim sar tengah mengevakuasi. /InfoBencanaBNPB/

BERITA SUBANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi masih menghantui, karena itu masyarakat diminta waspada, pasalnya di Indonesia sepanjang Januari hingga April 2021 jenis bencan banjir paling sering terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam Keterangannya, Jakarta, Sabtu, 1 Mei 2021 menyebutkan BMKG merilis bahwa hujan sebagai salah satu pemicu banjir dan longsor, masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah pada bulan Mei 2021 ini.

BNPB saja mencatat 1.205 bencana alam terjadi dari 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021.

Baca Juga: Instruksi Jokowi Hadapi Cuaca Ekstrem Siklon Tropis Seroja Terkait Bencana Di NTT dan NTB

Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor, dominan terjadi pada periode waktu tersebut.

Bencana banjir menjadi kejadian yang paling sering terjadi dengan 501 kali, disusul angin puting beliung 339, dan tanah longsor 233.

Dilihat dari periode waktu tersebut, total jumlah kejadian mengalami kenaikan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan korban meninggal, total jumlah mengalami kenaikan 1,83 persen.

Berikut ini rincian kejadian bencana alam pada periode 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021, banjir 501 kejadian, angin puting beliung 339, tanah longsor 233, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 97, gempa bumi 18, gelombang pasang dan abrasi ada 16, dan kekeringan ada satu.

Baca Juga: Waspada, BMKG Catat Potensi Multi Bencana Gempa Bakal Meningkat Hingga Februari 2021

Rentang periode tersebut, bencana alam mengakibatkan korban meninggal 479 jiwa, hilang 60, luka-luka 12.900 dan menderita serta mengungsi hingga 5 juta jiwa.

Bencana alam yang mengakibatkan korban meninggal tertinggi yaitu banjir 267 jiwa, gempa bumi 117, tanah longsor 86, angin puting beliung 7, dan karhutla serta gelombang pasang masing-masing 1.

Sedangkan kerusakan fisik, BNPB mencatat bencana menyebabkan kerusakan sektor perumahan dengan kategori rusak berat 14.936 unit, rusak sedang 23.347 dan rusak ringan 83.629.

Baca Juga: Waspada, BMKG Catat Potensi Multi Bencana Gempa Bakal Meningkat Hingga Februari 2021

Selain kerusakan rumah, bencana alam juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum seperti tempat ibadah 1.363 unit, Pendidikan 1.350, perkantoran 494, kesehatan 347 dan jembatan 295.

Menyikapi kejadian bencana, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Ancaman bencana hidrometeorologi belum berakhir, ini terbukti dengan kejadian tanah longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, jelang akhir April lalu.

Baca Juga: Lelah Kunjungi Korban Bencana Doni Monardo Terpapar Covid-19

BMKG juga merilis peringatan dini cuaca pada Minggu, 2 Mei 2021 besok di beberapa wilayah masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, yaitu di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku.

Di samping potensi bahaya hidrometeorologi, masyarat diimbau juga mewaspadai potensi bahaya geologi, khususnya gempa bumi.

Gempa bumi dapat terjadi kapan dan dimana saja. Oleh karena itu, masyarakat selalu menyiapkan sejak dini upaya-upaya kesiapsiagaan keluarga, yaitu mengenali risiko dan potensi bahaya di sekitar.

Baca Juga: Ini Korban Banjir di 7 Kab/Kota Kalimantan Selatan, Sampai Ada Meninggal Hingga Darurat Bencana

Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan strateginya dengan membuat rencana kesiapsiagaan keluarga atau pun latihan di tingkat keluarga. Beberapa waktu lalu BNPB mengajak semua pihak untuk melakukan latihan, tepat pada Hari Kesiapsiagaan Bencana, yang jatuh pada 26 April 2021 lalu.

Editor: Edward Panggabean

Tags

Terkini

Terpopuler