Spiritual Journey Agnez Mo dan Daniel Dilemma

- 27 Februari 2021, 17:32 WIB
Agnez Mo
Agnez Mo /IG@agnezmo/

Sebagai seorang abdi raja, Daniel juga dituntut patuh secara penuh dan mengorbankan nilai-nilai pribadinya. Daniel juga wajib untuk mengikuti budaya orang Babel yakni menyembah raja seperti layaknya dewa.

Disisi ini Daniel berbeda. Ia punya nyali untuk menolak menyembah raja, meski akhirnya harus di lempar ke dalam gua berisi singa buas kelaparan karena beberapa hari tidak diberi makan.

Iman menjadikan Daniel tidak takut. Berlutut menghadap Tuhan tiga kali sehari menjadikan Daniel mampu berdiri tegak menghadapi situasi apapun. Dan di akhir cerita Daniel pun selamat. Singa juga tidak menerkam Daniel karena  Tuhan menjaganya.

Seiring waktu dan belajar dari kehidupan Daniel, Agnez Mo paham bahwa respek terhadap perintah Tuhan jauh lebih berarti dibandingkan apapun termasuk karirnya.

“Jadi pada saat gue nolak, bahkan enggak ada kepikiran, 'aduh sayang', enggak ada. Gue bener-bener cuma, maaf tapi aku enggak bisa," kata Agnez Mo.

Baca Juga: Generasi Muda Perlu Pahami Pengendalian Perubahan Iklim

Disisi lain, Agnez Mo juga tidak ingin menghakimi orang lain dan merasa dirinya lebih baik dari orang tersebut.

“Gue hanya tidak dapat menerangkan bagaimana gue sayangnya dengan Bapa kita. Sebenarnya gue cukup puas dengan yang ada saat ini dan ga nyari yang gimana-gimana. Apalagi ada keluarga dan teman-teman yang baik.”

Bagi Agnez Mo, ketakutan akan kehilangan kasih Bapa jauh melebihi keinginan untuk sukses di dunia ini. Dan keteguhan tetap berpegang pada Firman menjadi landasan hidup untuk berjalan melalui hambatan di dunia ini.

Raja Salomo mengungkapkan untuk menjadi tajam dalam kehidupan, seseorang harus bergesekan dengan orang lain. Kitab Amsal menyebutnya sebagai besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya.***

Halaman:

Editor: Tommy MI Pardede


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x