Renungan Harian Katolik, Bacaan Injil Kamis 7 April 2022: Allah Adalah Kasih

- 6 April 2022, 20:33 WIB
Renungan Harian Katolik Lengkap Bacaan Pertama Hingga Bacaan Injil
Renungan Harian Katolik Lengkap Bacaan Pertama Hingga Bacaan Injil /Pexels.com/Tara Winstead


BERITA SUBANG -  Renungan Harian Katolik, Kamis 7 April 2022 Pekan Prapaskah Ke-V. Lengkap Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, serta bacaan Injil.

Renungan Harian Katolik hari ini Bacaan Pertama terambil dari Kej. 17:3-9

Renungan Harian Katolik hari ini Mazmur Tanggapan terambil dari Mzm. 105:4-5.6-7.8-9

Renungan Harian Katolik hari ini bacaan Injil: Yoh. 8:51-59

Berikut Renungan Harian Katolik Kamis 7 April 2022 seperti dikutip dari Renungan Harian Katolik:

Identitas Yesus sebagai utusan Allah dan kepercayaan manusia kepadaNya, merupakan inti dari Injil Yohanes.

Dalam Injil hari ini, tanggapan manusia atas perwahyuan diri Yesus digambarkan secara negatif. Yesus mengatakan bahwa barangsiapa menuruti firmanNya, orang tidak akan mati.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik, Bacaan Injil Rabu 6 April 2022: Tetap Tinggal di Dalam FirmanNya

Orang Yahudi berpikir tentang mati dalam arti biasa tapi Yesus sedang mengatakan tentang sesuatu yang lain yakni mengenai keselamatan yang kekal.

Dan Dia sendiri jaminannya. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada” (ay 58).

Pernyataan itu mau menegaskan bahwa keberadaan Yesus itu kekal melampaui Abraham. Kata-kata Yesus “Aku, ada”, bagi orang Yahudi sama saja dengan mengatakan bahwa Aku adalah Allah.

Hal itu seperti kisah Musa dalam semak yang menyala. “Firman Allah kepada Musa: “Aku Adalah Aku” (Kel 3,14). Karena itulah sesudah Yesus berkata “Aku ada”, orang-orang mengambil batu untuk melempari Yesus sebab Ia menyamakan diriNya dengan Allah.

Proses menjadi orang beriman memang panjang dan penuh pergumulan. Tidaklah mudah menjadi percaya kepada Yesus apalagi ketika Yesus itu nampak lemah dan bahkan mati.

Kita tentu akan bertanya-tanya, Tuhan kok menjadi manusia dan mati lagi. Mestinya Tuhan itu perkasa.

Baca Juga: Cara Bayar UTBK SBMPTN 2022 Melalui ATM Bank BNI, BTN, Mandiri, BRI

Perwahyuan diri Yesus sebagai Allah justru terjadi pada saat Yesus disalibkan. Seorang prajurit yang turut membunuh Yesus, berkata, “Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat matiNya, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah” (Mrk 15, 39).

Betapa pun misteri Allah ini tak terselami dengan akal sehat, namun kita harus berani mempercayakan diri kepadaNya.

Iman memang membutuhkan keberanian untuk berserah diri walaupun yang harus dipercayai itu kadang tidak sepenuhnya bisa dimengerti. Kita harus bisa meniru Tomas dengan berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”.

Orang-orang Yahudi tidak mengakui Yesus karena Yesus itu tidak seperti yang mereka harapkan. Mereka mengambarkan Kerajaan Allah itu megah, mewah dan dahsyat tetapi yang ada pada Yesus justru kebalikannya.

Mereka tidak mengakui Yesus, karena tidak sesuai dengan Mesias yang diceritakan dalam Perjanjian Lama yang megah, hebat dan dahsyat.

Baca Juga: Resep Tahu Aci Khas Tegal yang Renyah, Gurih dan Kenyal

Orang Yahudi menyimpulkan bahwa Yesus kerasukan setan. Yesus ditolak dan Kerajaan Allah tak dapat mereka lihat apalagi diterima, padahal Yesus sudah ada bersama mereka, dan Yesus sudah ada sebelum Abraham.

Yesus adalah Allah yang sudah ada sejak semula. Sebelum Abraham sudah ada Allah, sudah ada Yesus.

Pernyataan Yesus pun keras dengan mengatakan “Sesungguhnya barang siapa menuruti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selamalamanya (Yoh 8: 51)”

Ketegangan orang-orang Yahudi itu berujung pada kekerasan. Mereka berada di puncak emosi karena tidak mampu berargumen lagi tentang keturunan Abraham. Mereka pun marah dan berusaha mencelakai Yesus dengan melempari batu.

Mereka yang berpikiran sempit dan fanatik memang ada kecenderungan untuk melakukan kekerasan ketika merasa kalah dalam wacana atau pembicaraan. Memang pada akhirnya Yesus pun akan mati disalib.

Baca Juga: Sudah Cair, Segera Cek Nama Penerima Dana PIP Kemendikbud April 2022 Untuk Siswa SD SMP SMA

Akan tetapi, Yesus tidak akan wafat karena kekerasan begitu saja, melainkan Ia akan mempersembahkan Diri tanpa kekerasan untuk wafat di kayu salib demi keselamatan dunia seisinya.

Relasi yang mendalam antara Abraham dan Tuhan harus berlangsung selama-lamanya dan diturunkan pada setiap generasi baru dari Abraham. Dengan demikian kesetiaan Allah kepada Abraham dan keturunannya tidak dapat disangkal.

Tuhan membuat umatnya bertumbuh dan berkembang. Tempat atau tanah yang dihuni oleh keturunan Abraham nantinya akan menerima kehadiran Kristus yang menunjukkan kesetiaanNya dalam penebusanNya yang berlimpah.

Tuhan Bapa di dalam Surga memberikan Yesus PuteraNya sebagai Penebus dunia tetapi dunia tidak mengenal Dia. Dunia bahkan membenciNya. Namun demikian, yang tetap merupakan suatu kepastian adalah Allah adalah kasih.

Demikian Renungan Harian Katolik Kamis, 7 April 2022.***


 

Editor: Edward Panggabean


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah